Oleh karena itu memasuki tahun politik, para elit pimpinan politik harus menanggalkan kepentingan kelompok, suku, ras dan agama demi menyeleksi pimpinan nasional yaitu pemimpin untuk seluruh rakyat Indonesia (bukan pemimpin golongan tertentu saja).
Seperti Garuda Muda, rela memberikan napas dan keringat untuk kepentingan negara dan bangsa tanpa pamrih. Napas dan keringat tersebut jangan sampai ditukar dengan hasrat kekuasaan, menikmati rente ekonomi sebagai penguasa demi memperkaya diri dan pola hidup hedonistik (suka pamer kekayaan).
Semoga Indonesia berhasil memiliki generasi emas yang akan merubah karakter bangsa menjadi bangsa yang ulet, tekun, toleransi dan tidak egois mementingkan kelompok dan keluarga semata-mata.
Jangan sampai generasi emas menjadi generasi lemas karena mengalami “Salah Asuh” akibat egoisme para elit pemimpin.
Jangan mempolitisasi keberhasilan Garuda Muda ini demi kepentingan politik, tetapi sebaliknya kita harus memperkenalkan semangat dan sportivitas Garuda Muda kedalam politik.
Kita patut bercermin pada Garuda Muda yang telah mampu mempersatukan emosi bangsa Indonesia dalam denyut nadi kegembiraan bersama.
Para elit pemimpin politik juga harus mampu menyatukan emosi solidaritas rakyat Indonesia dengan membangun kesetaraan dalam hukum (equality before the law) bagi seluruh warga negara Indonesia dan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi (inequality). Jangan memberikan tontonan pola hidup yang hedonistik didepan mata rakyat jelata yang bersandal jepit.
Terima kasih Garuda Muda, kalian telah memberikan cermin ketauladanan kepada orang tua kalian. Semoga yang tua masih mampu belajar paling tidak menyadarkan dirinya sendiri.(***)
Penulis adalah mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post