“Ketika kami kesulitan mendapatkan air, dan yang ada hanya air mengandung kaporit, akhirnya ratusan ikan-ikan disini mati,” ucap Imam Wahyudi dengan lirih.
Jika melihat KMP Sangke Palangga, maka kapal ferry ini menjadi unik karena ditangani orang-orang yang memiliki jiwa adem, sehingga membuat setiap orang menjadi betah berlama-lama ketika melihat keasrian isi kapal.
“Sudah ada dua kapal lain yang juga punya taman, karena sebelum di kapal Sangke ini, saya pernah di kapal Tuna Tomini rute Gorontalo, Wakai, Ampana dan kapal satu lagi saya lupa,” ujar Kapten Eko Wiyono.
Eko berharap semoga yang menggantikannya dapat pula menjaga dan merawatnya, agar tidak jenuh setiap hari ada diatas kapal, karena yang dilihat cuman besi. Dengan tanaman dan hewan peliharaan maka dapat menjadi hiburan, selain itu dapat pula di konsumsi.
“Banyak penumpang yang minta tanaman kami, ya saya persilahkan ambil, asal betul-betul dirawat, Semoga ini bisa menginspirasi kapal-kapal lainnya juga,” tambah Kapten Eko Wiyono.
“Bravo untuk duo crew, kapalpun menjadi hijau, asri, menyenangkan dan bikin kerasan, ada suara kicau burung-burung, serasa berada di hutan,” puji motoris JKW-PWI, Yanni Krishnayanni.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post