“Nah itu sekedar contoh kecil saja. Kendari sebenarnya punya banyak potensi wisata yang bila dikelola dengan baik maka akan menghasilkan PAD bagi daerah, juga memberdayakan SDM yang menganggur,” ujar Idham.
Pemberdayaan sektor kuliner juga dinilai Idham perlu perhatian orang kreatif. Dosen yang juga wartawan pariwisata itu menilai Kendari punya kuliner khas, salah satunya sinonggi.
“Semula saya kira makanan itu hanya ada di Papua, Ambon, Palopo dan Manado. Kebetulan saya pernah makan sagu disana. Ternyata di Kendari juga ada. Nah bedanya jika di Papua, Manado dan Ambon resto yang menyajikan menu sagu sekaligus juga resto beragam kuliner dan cinderamata, tapi di Kendari umumnya tidak begitu. Orang kreatif dibutuhkan agar resto-resto atau rumah makan sinonggi di Kendari didorong pertumbuhannya, sekaligus menjual beragam oleh-oleh khas Kendari lainnya,” tuturnya.
Sagu hanya enak dimakan saat panas. Cara menghidangkannya, siapkan dahulu sagu dalam sebuah wadah lalu taburi dengan air panas yang baru dijerangsi. Setelah itu, siapkan juga piring yang sudah diisi kuah ikan pallumara atau ikan pari panggang.
Discussion about this post