Untuk diketahui, target user QRIS baru di tahun 2023 sebanyak 90 ribu, sementara saat ini baru mencapai 30 ribu atau 25 persen. Sehingga dibutuhkan sinergi dengan pemerintah daerah, sektor komunitas, masyarakat, dan pelaku UMKM dalam mengoptimalkan penggunaan QRIS untuk mendukung ekosistem digital.
Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kendari, Susanti mengungkapkan, sebagai kota yang sudah menerapkan pemda digital. Kendari saat ini tengah melakukan sosialisasi dan memperluas penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran non tunai.
“Kita berterimakasih kepada BI Sultra yang terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam membangun ekosistem digital dengan memfasilitasi dan memberi pelatihan tentang pembayaran non tunai,” ujar Susanti.
Pemkot Kendari terus berbenah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat termasuk pedagang pasar.
Terlebih saat ini, penggunaan teknologi digital makin digandrungi dan berkembang sangat pesat, sehingga sektor pelayanan publik mesti menyesuaikan dengan perkembangan.
Perkembangan teknologi tentu mampu mempermudah pelayanan publik khususnya pada efisiensi dan transparansi, seperti pengelolaan pasar. Proses ini merupakan bagian dari digitalisasi pelayanan yang ada di Kendari.
Discussion about this post