• Percaya–memercayai-bukan mempercayai
• Karantina–mengarantina–bukan mengkarantina
• Komunikasi –mengomunikasikan-bukan mengkomunikasikan
Dalam kaidah Bahasa Indonesia, ini disebut peluluhan. Rambunya jelas, setiap kata yang dimulai dengan huruf K, P, S, atau T lalu diikuti huruf vocal, luluh ketika diberi awalan “me dan meng-“.
View this post on Instagram
Bagaimana jika ada kata yang huruf awalnya K, P, S, atau T namun diikuti konsonan pada huruf keduanya? Kaidahnya, huruf pertamanya tidak diluluhkan ketika diberi awalan “meng-“.
Misalnya ;
• Kristal —mengkristal
• Proses —memproses
Bagi yang punya kebiasaan membaca dan menulis, pasti sering bertemu dengan urusan kaidah K, P, T, S. Ini ada beberapa contoh peluluhan kata saat berhadapan dengan awalan, dan kerap kali kita temui tapi mungkin tak sungguh-sungguh diperhatikan.
• me + percaya + i = memercayai. Bukan mempercayai
• me + pengaruh + i = memengaruhi. Bukan mempengaruhi
• me + pesona = memesona. Bukan mempesona
• me + pelotot = memelotot
• me + posisi + kan = memosisikan
• me + protes = memprotes
• me + pikir+kan =memikirkan
• me + publikasi = memublikasikan
• me + perkosa = memerkosa
• kotak-kotak = mengotak-ngotakkan
• sia-sia = menyia-nyiakan
Khusus untuk kata yang diberi awalan memper dan mempel, kaidah peluluhan ini tidak berlaku. Misalnya, hati jadi memperhatikan, bukan memerhatikan karena kata dasarnya adalah “hati”.
Terkait kasus ini, saya menemukan perbedaan dari beberapa literatur. Ada yang membenarkan memperhatikan ada pula yang mengambil sikap memilih “memerhatikan”.
Discussion about this post