<strong>PENASULTRA.ID, BUTON TENGAH</strong> - Sulawesi Tenggara (Sultra) selain memiliki banyak daya tarik wisata (DTW), juga memiliki berbagai jenis wastra. Salah satu wastra yang belum banyak dikenal yakni kain tenun Bida. Tenun Bida merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Kabupaten Buton Tengah (Buteng) yang diyakini sebagai salah satu tenun tertua di Indonesia, sebab usianya kini dipastikan telah mencapai kurang lebih 200 tahunan. Meskipun tenun Bida ini dipercaya sudah berusia ratusan, namun kain tersebut masih belum setenar kain-kain tenun lainnya. Akan tetapi, adanya tenun Bida menandakan bahwa masyarakat Buteng telah mengenal tenun sejak zaman dahulu kala. Informasi tersebut disampaikan langsung, Owner Tenun Niralako Buteng, Kamusi pada 8 November 2023. Kamusi mengatakan tenun Bida ini dibuat sejak ratusan tahun lalu oleh para orang tua leluhur. Dimana setiap re-generasi orang tua pada saat itu selalu menceritakan pada anaknya. "Memang untuk tahun dan bulannya kami tidak tahu. Hanya saja, sejak turun temurun orang tua kami menceritakan terkait sejarah Bida dan itu tidak terputus sampai saat ini. Dan buktinya tenun Bida tersebut masih tersimpan rapi di sorum kami atau tenun Niralako," kata Kamusi. [caption id="attachment_55960" align="alignnone" width="1568"]<img class="size-full wp-image-55960" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2023/11/Bida-Kain-Tenun-Khas-Buteng-yang-Berusia-Ratusan-Tahun2.jpg" alt="Kain Tenun Bida khas Buteng. Foto: Dok Kamusi" width="1568" height="1050" /> Kain Tenun Bida khas Buteng. Foto: Dok Kamusi[/caption] Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan pada kain tenun Bida ini seluruh dari alam atau verbal. Bahannya berupa kapas yang diolah helai demi helai menjadi benang dan digulung. Setelah proses awal selesai, kemudian benang tersebut ditenun untuk menghasilkan sebuah kain tebal putih polos. "Jadi memang, untuk bahan-bahan yang digunakan leluhur kami tidak begitu banyak, hanya bermodalkan kapas saja. Diolah sedemikian rupa, hasilnya sebuah kain," beber Kamusi. Sebagai pengrajin tenun, Kamusi berharap pelestarian tenun di Buteng bisa terus dijaga dan dilestarikan. Sehingga apa yang menjadi budaya daerah bisa terus dipertahankan. "Jadi memang kedepan ini rencananya, kita akan membuat festival tenun. Agar kelestariannya bisa selalu terjaga dan diperhatikan," Kamusi memungkas. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/MTg-PiDKV8c?si=0BORqwxmZZVgv_IX
Discussion about this post