Selain itu, mereka juga sempat merilis dua single, Nurahman dan Sylvia, pada 2018—dua karya yang dianggap sebagai lanjutan dari album debut mereka. Dengan rilisan terbaru ini, Visual Disorder membuktikan bahwa mereka tetap relevan di tengah lanskap musik yang terus berkembang.
Meski sebagian orang menyebut mereka sebagai band rock psychedelic, Visual Disorder lebih suka tidak dikotakkan dalam genre tertentu. Kebebasan ini tercermin dalam musik mereka yang memadukan inspirasi dari Sroeng Santi, Black Sabbath, Ramayana Soul, hingga punk ala NOFX.
Ciri khas mereka terletak pada eksperimen liar dengan instrumen. Visual Disorder pula mempunyai pendekatan penulisan lirik dengan konsep yang sarat dengan metafora yang “terlalu serius untuk dianggap serius,”.
Untuk proses kreatif Maxi single terbaru ini, “Bisa”, inspirasi bisa datang dari mana saja—termasuk eskalator rusak yang menciptakan beat spontan hingga cerita gadis bernama Dila yang rumahnya penuh dengan rumput, mengusik tanya apakah sesungguhnya Dila adalah Rumput?? yang akhirnya melahirkan single berjudul Dila Adalah Rumput.
Proses yang penuh spontanitas ini menjadi bagian penting dari Visual Disorder. Visual Disorder tidak ingin berhenti di sini. Mereka tengah menggarap lagu-lagu baru dan mempersiapkan diri untuk kembali menghajar panggung.
Discussion about this post