“PKH adalah program bantuan sosial untuk keluarga miskin dan rentan dengan fokus pada kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial, dan program sembako bertujuan memberikan bantuan makanan seimbang, mengurangi biaya keluarga miskin, dan meningkatkan kualitas serta pilihan pangan dengan nilai bantuan Rp200.000,- per kader pembangunan manusia. Disini peran kader TPK adalah memastikan data DTKS terupdate (status kehamilan, disabilitas, data Dukcapil), dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mendaftarkan bayi baru lahir ke dalam DTKS,” papar Neneng.
Selanjutnya, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Dumai, Elywarti ikut pula menambahkan. Ia memaparkan, praktik sistem rujukan sasaran keluarga keluarga berisiko stunting di Kota Dumai, di mana adanya sistem rujukan kesehatan dalam penanganan keluarga berisiko stunting Kota Dumai dengan tahapan pelaksanaannya yang terstruktur, beberapa dukungan pemerintah daerah dan masyarakat dengan pemerintah maupun swasta, komunitas, dan akademisi, dan juga beberapa inovasi Kota Dumai dalam penanganan stunting. Salah satunya adalah Buku Resep PMT Lokal.
“Tujuan Buku Resep ini adalah menjadi referensi dalam pengolahan makanan tinggi protein sesuai kebutuhan gizi bagi ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan balita gizi buruk dan gizi kurang yang berasal dari bahan pangan tersedia dan mudah diperoleh di wilayah setempat dengan harga terjangkau,” kata Elywarti.
Pilih Ikan
Terakhir Founder Gizi Nusantara, Esti Nurwanti yang mengedukasi para TPK. Diharapkan, TPK nantinya menyampaikan pengetahuan mereka kepada keluarga yang kurang gizinya dengan apa saja dampak konsumsi sayur, mie instan, dan ikan terhadap kesehatan dan kesuburan, intervensi untuk meningkatkan asupan sayur dengan modifikasi menu sayuran (smoothie bayam) dan es krim sayur, beberapa upaya meningkatkan pengetahuan catin dengan rujukan dan pendampingan. Lalu, apakah ibu hamil bisa mengkonsumsi ikan atau perlu dihindari.
“Ibu hamil perlu berhati-hati dalam memilih jenis ikan yang mereka konsumsi terutama yang tinggi kadar merkurinya, karena merkuri dapat berdampak negatif pada perkembangan janin. Salah satu contohnya seperti mackerel, terutama jenis besarnya sebaiknya dihindari oleh ibu hamil atau dikonsumsi dengan sangat terbatas,” ujar Esti.
Melalui forum diskusi kali ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa keluaran yaitu meningkatnya kualitas capaian dan kualitas pendampingan calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan baduta/balita, dan juga meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan TPK dalam melakukan pelayanan KIE, fasilitasi pelayanan rujukan dan bantuan sosial kepada kelompok sasaran.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post