Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Ketua Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (IFPPD), Dr. Dede Yusuf dalam sambutannya.
“Saya sampaikan terima kasih atas kehadirannya karena ini adalah pertemuan yang sangat penting kita ada 25 negara dari Asia dan 15 negara dari Arab. Bisa disebutkan bahwa ini adalah assembly Arab-Asia pertama di Asia. Mudah mudahan ini adalah suatu kesuksesan yang baik untuk semua yang terlibat dan mendapat kerja sama yang baik,” paparnya.
Menurutnya dalam menanggapi persoalan kekerasan berbasis gender dan pemberdayaan pemuda, IFPPD turut berperan mendukung DPR RI dalam membuat regulasi undang-undang dalam pengesahan UU No 23 Tahun 2004 tentang Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga, UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pencegahan Perdagangan Orang, UU No. 16 tahun 2019 tentang peningkatan usia sah perkawinan, dan terakhir UU no 12 tahun 2022 tentang kekerasan seksual.
“Tetapi penciptaan hukum itu sendiri tidak cukup, DPR RI dengan dukungan lembaga lain termasuk IFPPD perlu memantau implementasi undang-undang tersebut, penjabarannya ke peraturan yang lebih rendah termasuk pengesahan peraturan daerah,” tambahnya.
Prof Hala Youssef, United Nation Population Fund (UNFPA) mengatakan bahwa peran parlemen sangat penting dalam memantau dan melakukan pelayanan kesehatan untuk perkembangan kesehatan dan urgensi-urgensi kebijakan lainnya.
“Maka sangat penting bagi kehidupan mereka untuk kita memberikan atau akses kesehatan bagi seluruh anak-anak muda itu agar seluruh kelompok masyarakat atau kelompok penduduk mereka bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, misalnya ada perempuan yang tidak mendapatkan hak-haknya sebagai perempuan kemudian ada peranan yang sangat penting yang bisa diperankan atau diambil perannya oleh para anggota parlemen wanita,” katanya.
Sementara itu, MP Libanon Forum Of Arab Parliamentarians on Population Development (FAPPD) Hon Pierre BouAssi menekankan bahwa forum ini terselenggara dikarenakan adanya kedua belah pihak memiliki tantangan dan nilai yang sama sehingga dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah bersama-sama.
“Tadi saya menyampaikan kepada rekan rekan dari negara Arab disini bahwa kita menghadapi tantangan yang sama tapi kita memiliki nilai yang sama. Kita menghadapi tantangan terhadap kekerasan berbasis gender dan tujuannya menghapus kekerasan berbasis gender,” ujarnya.
Discussion about this post