“Maka sangat penting bagi kehidupan mereka untuk kita memberikan atau akses kesehatan bagi seluruh anak-anak muda itu agar seluruh kelompok masyarakat atau kelompok penduduk mereka bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, misalnya ada perempuan yang tidak mendapatkan hak-haknya sebagai perempuan kemudian ada peranan yang sangat penting yang bisa diperankan atau diambil perannya oleh para anggota parlemen wanita,” katanya.
Sementara itu, MP Libanon Forum Of Arab Parliamentarians on Population Development (FAPPD) Hon Pierre BouAssi menekankan bahwa forum ini terselenggara dikarenakan adanya kedua belah pihak memiliki tantangan dan nilai yang sama sehingga dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah bersama-sama.
“Tadi saya menyampaikan kepada rekan rekan dari negara Arab disini bahwa kita menghadapi tantangan yang sama tapi kita memiliki nilai yang sama. Kita menghadapi tantangan terhadap kekerasan berbasis gender dan tujuannya menghapus kekerasan berbasis gender,” ujarnya.
“Ini adalah pertanda yang sangat baik bahwa kita memiliki kesamaan, kita mengakui bahwa adanya masalah masalah yang perlu dihadapi bersama dan parlemen adalah sarana paling efisien untuk berbagi praktek terbaik, berbagi pembelajaran, melihat apa yang berhasil dalam kerja-kerja kita agar anggota parlemen di negara lain dapat juga melakukan hal yang serupa” ujar Pierre menambahkan.
Hon Prof Keizo Takemi, The Asian Population and Development Association turut pula menambahkan. Kata dia, kekerasan berbasis gender juga meningkat dalam situasi konflik akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dan menekankan bahwa Universal Health care (UHC) adalah kunci dan menjadi esensial.
“Kekerasan berbasis gender meningkat dalam situasi konflik dan bencana covid 19 yang berkepanjangan karena tekanan ekonomi dan penutupan sekolah akibat pandemi secara global sekitar satu dari 5 atau 21% anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun perkawinan anak tidak hanya menghilangkan kesempatan pendidikan anak perempuan, tetapi kehamilan dini dan melahirkan anak juga memiliki risiko komplikasi dan kematian yang lebih tinggi dampak pandemi juga menyebabkan kesenjangan dan ketidaksetaraan yang melebar yang mempengaruhi kelompok yang paling rentan untuk mempersiapkan dan menanggapi resiko kesehatan dan membangun masyarakat yang lebih sehat lebih adil dan lebih sejahtera di mana tidak ada yang tertinggal, mencapai UHC adalah kunci dan esensial,” beber Keizo.
Selanjutnya, BKKBN berharap adanya forum ini dapat menjadi sarana untuk berbagi rekomendasi kebijakan dalam menghadapi masalah bersama-sama.
“Saya berharap forum ini dapat menjadi sarana untuk saling berbagi informasi dan rekomendasi dari para peserta di kawasan negara Asia dan Arab kepada Indonesia untuk menjadi selalu lebih baik ke depannya,” tutup Rizal Damanik.
Sumber: BKKBN
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post