<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat jumlah keluarga di Indonesia pada 2022 sebanyak 69.894.542 entitas keluarga. Data hasil pendataan keluarga tahun 2021 (PK-21) dan telah dimutakhirkan melalui pemutakhiran PK-21 tahun 2022, dimanfaatkan sebagai basis kebijakan dalam program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana), percepatan penurunan stunting, serta penghapusan kemiskinan ekstrem, dan program pembangunan lainnya. Karena itu BKKBN menggelar kelas literasi data untuk program bangga kencana, percepatan penurunan stunting, dan penghapusan kemiskinan ekstrem yang digelar secara daring selama empat hari mulai 11 hingga 14 April 2023. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pelaporan dan Statistik BKKBN Lina Widyastuti mengatakan literasi data tersebut ditujukan untuk memberikan pelayanan data dan informasi keluarga serta sebagai sarana koordinasi dan sosialisasi katalog data serta mekanisme pemanfaatan data Sistem Informasi Keluarga (Siga). “Pemanfaatan data hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022 ini digunakan untuk program pembangunan keluarga, program dan kebijakan kependudukan di Indonesia, serta pelaksanaan pelayanan keluarga berencana. Hasil pemutakhiran pendataan keluarga ini juga digunakan untuk program percepatan penurunan stunting dan program penghapusan kemiskinan ekstrem,” kata Lina dalam keterangannya, Senin 10 April 2023. Lina mengungkapkan, literasi data yang diikuti lebih dari 1.000 orang dari pusat dan daerah ini, akan dibuka oleh Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo serta menghadirkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Muhadjir Effendy yang akan menjadi pembicara kunci. Menurut Lina, ada 13 unsur peserta aktif dalam kegiatan ini seperti Kementerian/Lembaga, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) provinsi, tim percepatan penurunan stunting provinsi dan kabupaten/kota, Satgas Stunting Pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; pengelola data tingkat kecamatan, penyuluh keluarga berencana dari seluruh Indonesia, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Sebanyak 15 Kementerian dan Lembaga juga terlibat dalam Literasi Data di BKKBN ini. Beberapa materi yang disampaikan menurut Lina, diantaranya pemanfaatan data pendataan keluarga dan P3KE untuk intervensi penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem serta skenario nol persen program penghapusan kemiskinan ekstrem. “Materi lain yang disampaikan di antaranya hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022, penjelasan tentang dashboard dan data keluarga berisiko stunting, serta akses dan indikator data Sistem Informasi Keluarga atau Siga yang akan disampaikan oleh Tim Teknis dari Direktorat Pelaporan dan Statistik BKKBN,” beber Lina. Menurut Lina, tahun 2022 juga merupakan tahun pertama diberlakukannya secara menyeluruh pengelolaan data rutin program Bangga Kencana BKKBN melalui Sistem Informasi Keluarga di seluruh wilayah pencatatan di Indonesia. <strong>Sumber: Media Center BKKBN</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/3813VkVfYGM
Discussion about this post