<strong>PENASULTRAID, WAKATOBI</strong> - Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) bidang ketahanan keluarga dan pencegahan stunting di Aula Kantor Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Selasa 23 Juli 2024. Ketua Tim Kerja Halakiemas BKKBN Sultra, Mustakim mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap Program Bangga Kencana serta PPS dengan integrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (stakeholders) dan pemangku kepentingan (mitra kerja) melibatkan lintas sektor di tingkat Kabupaten Wakatobi. "Terima kasih kepada Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Kabupaten Wakatobi yang sangat antusias. Hal ini menandakan komitmen yang sangat besar dalam melaksanakan kegiatan ini," ujarnya. "Terima kasih juga disampaikan kepada para guru pendamping serta PIK Remaja yang berkesempatan hadir pada kegiatan edukasi gizi dan anemia," tambah Mustakim. Menurutnya, edukasi gizi bagi remaja menjadi fondasi utama dalam memahami terkait gizi dan kesehatan untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga yang nantinya akan jadi penerus bangsa ini. Usia dini merupakan periode emas (golden age) sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak pada masa dewasanya. "Pendampingan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi hal yang paling utama untuk mengetahui kondisi perkembangan anak apakah bisa terindikasi stunting atau tidak dengan menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA)," tutur Mustakim. Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Wakatobi, La Ode Safihuddin memandang strategis pelaksanaan Program Bangga Kencana sebagai salah satu kerangka pembangunan manusia dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan generasi masa depan. “Kompleksitas stunting mengharuskan kita semua untuk berkolaborasi secara berkesinambungan, dan semakin menguatkan sinergi bersama, sehingga mampu menurunkan prevalensi stunting di Wakatobi secara signifikan,” papar Safihuddin. Menurut dia, suksesnya Program Bangga Kencana dan penanganan stunting, hanya dapat diselesaikan dengan konvergensi dukungan serta keterlibatan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi dan media. “Sudah barang tentu diperlukan peran aktif dan komitmen seluruh elemen masyarakat Wakatobi, untuk bersinergi dengan pemerintah dan seluruh stakeholders lainnya dalam penanganan stunting,” tegasnya. Safihuddin menekankan, kolaborasi antar pihak menjadi sebuah kunci dalam penanganan berbagai permasalahan di daerah, dalam hal ini, peran dari seluruh stakeholders sangat diperlukan dalam menyukseskan Bangga Kencana dan penanganan stunting. Tentu harapannya kemitraan dan sinergi antarpihak dapat terus dikuatkan guna mencapai Wakatobi bebas stunting, mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, serta terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif mencapai Indonesia Emas 2045. "Tahun 2024 ini pekerjaan rumah masih berat, karena hasil SKI 2023 untuk Wakatobi mengalami kenaikan dari 29,9% tahun 2022 menjadi 31,9% tahun 2023 atau naik 2%, sedangkan untuk target nasional kita harus mengejar di angka 14%. Untuk itu kita tetap harus berbenah dalam penanganan stunting ini. Kehadiran PIK Remaja ini merupakan salah satu sasaran prioritas yang selanjutnya mereka akan menjadi tongkat estafet keluarga kita serahkan," pungkas Safihuddin. <strong>Penulis: Mujahidin</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/4sBOZJd2z8o?si=27A-yp3OLUurOOBy
Discussion about this post