Berdasarkan Data BPS (Banten dalam Angka 2022) produksi perikanan tangkap di provinsi Banten tahun 2020 sebesar 73,84 ribu ton dengan nilai produksi sebesar Rp2,42 triliun.
Produksi perikanan tangkap di laut terbesar dicapai oleh Kabupaten Pandeglang, 27,50 ribu ton. Sedangkan untuk produksi perikanan di perairan umum dataran pada tahun 2020 mencapai 925 ton atau senilai Rp22,65 miliar. Produksi perikanan di perairan umum daratan terbesar di Kota Tangerang Selatan 462 ton.
Sementara itu kasus stunting di Bengkulu yang prevalensi pada 2022 berada pada angka 19,8 persen, turun dari 2021 sebesar 22,1 persen, ternyata disumbang dari wilayah pesisir pantai yang notabene penghasil ikan.
Data Provinsi Bengkulu pada 2021 menunjukkan produksi perikanan terbesar berasal dari perikanan tangkap di laut dengan produksi sebesar 68.070 ton, sedangkan perikanan perairan umum daratan memiliki hasil produksi sebesar 1.921 ton (Bengkulu dalam Angka 2021).
Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2022, Kabupaten Kaur dengan angka stunting sebesar 12,4 persen, Bengkulu Selatan 23,2 persen, Kabupaten Seluma sebesar 22,2 persen, Kota Bengkulu 12,9 persen, Bengkulu Utara 22,8 persen dan Kabupaten Mukomuko 22,3 persen. Mirisnya daerah tersebut merupakan daerah pesisir dan mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zainin mengatakan permasalahan stunting tidak dapat disimpulkan akibat satu pokok permasalahan seperti kekurangan gizi. Selain gizi, stunting juga dapat disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat.
“Dapat saja penyebab stunting di daerah pesisir diakibatkan rendahnya pengetahuan keluarga tentang pola asuh yang sehat,” kata Zainin.
Provinsi Bengkulu terbagi dalam 10 kabupaten/kota, dimana sebagian besar wilayahnya berada di pesisir pantai sebagai penghasil ikan. Namun, tidak dapat dikatakan daerah tersebut penyumbang stunting di Bengkulu yang disebabkan oleh kekurangan protein ikan.
Garda Terpenting
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah Tenny C. Soriton mengatakan para nelayan memiliki sumbangsih besar dalam percepatan penurunan stunting melalui penyediaan bahan pangan berprotein tinggi seperti ikan. Apalagi di Sulawesi Tengah yang wilayah perairannya lebih luas dari pada daratan.
“Nelayan menjadi garda terpenting dalam pemenuhan kebutuhan protein keluarga. Sumber protein hewan yang paling tinggi adalah ikan dan daging. Tentunya ini sumber daya alam yang tentunya jika dikelola dengan baik bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Sulawesi tengah dengan luas wilayah dan bentangan pesisir pantai yang sangat luas tentunya menjadi kekuatan untuk bagaimana bisa menunjang stok ikan dan protein bagi masyarakat,” kata Tenny.
Sulawesi Tengah adalah satu-satunya provinsi di Kepulauan Sulawesi yang memiliki 3 perairan sekaligus dan hal ini tidak dimiliki oleh provinsi-provinsi lainnya di Kepulauan Sulawesi, perairan-perairan itu terdiri atas Teluk Tomini, Teluk Tolo dan Selat Makassar/Laut Sulawesi.
Dari ketiga perairan tersebut luas total perairan Sulawesi Tengah yaitu 77.295,9 km2. Panjang garis pantai Sulawesi Tengah sekitar 6653,31 km, sementara luas daratan hanya 61.841,29 km² (BPS 2020).
Discussion about this post