PENASULTRA.ID, JAKARTA — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah memutakhirkan 34.459.941 data keluarga Indonesia yang digunakan sebagai basis data percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Pemutakhiran ini merupakan bagian dari Pemutakhiran hasil Pendataan Keluarga 2021 (PK-21) tahun 2022 dengan target sasaran 39,2 juta keluarga.
Data ini berdasarkan hasil Monitoring Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022 per tanggal 30 November 2022 pukul 08.30 WIB.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam keterangannya, akhir bulan lalu mengatakan, hingga hari ini proses pengiriman data masih terus berlangsung. Data yang masuk di laman monitoring akan terus bertambah hingga tenggat waktu pengiriman data terakhir atau cutoff pada pukul 22.00 WIB malam ini.
Teguh menjelaskan, pemutakhiran Pendataan Keluarga ini telah telah mewakili 70% data yang bersumber dari PK-21 sehingga nantinya data keluarga yang dimiliki BKKBN bisa mendekati dengan data Administrasi Kependudukan (Adminduk).
“Sisanya ini di update, kemudian juga ada penambahan beberapa wilayah-wilayah yang capaiannya cukup rendah, berarti kan penambahan KK. Ada juga yang termasuk miskin ekstremnya tinggi sehingga kalau nanti katakanlah ada 35 juta data dimutakhirkan atau 90% nanti akan melengkapi PK-21 yang jumlahnya 66,2 juta nanti ditambah dengan 35 juta. Jadi akan sama bisa jadi dengan jumlah keluarga yang versi Adminduk. Kita kan masih 86 persen selisihnya dengan Adminduk,” kata Teguh.
Menurut Teguh, hingga saat ini sudah lima provinsi menyelesaikan pemutakhiran data keluarga dengan baik di atas 100%. Dia pun mengapresiasi capaian sempurna yang dilakukan oleh para kader pendata tersebut.
Discussion about this post