Berikutnya ada Papua Barat yang capaiannya baru di angka 95.840 dari target 254.718 atau 37,63%. Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan capaian 273.180 dari target 729.733 atau 37,44%. Sementara posisi terakhir yang terendah ada Papua dengan capaian 301.309 dari target 933.308 atau baru mencapai 32,28%.
“Kenapa seperti itu karena memang mereka menggunakan formulir. Nah formulir tergantung dari pengadaan. Nah pengadaan itu tergantung dari turunnya anggaran, nah ini sehingga akhirnya lambat. Nanti malam akan kita bahas bagaimana solusinya bagi wilayah-wilayah yang menggunakan formulir seperti Indonesia Timur, sementara kita dihadapkan pada batas akhir untuk pembayaran,” ungkap Teguh.
Waktu Terbatas
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Fazar Supriadi mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan proses approval di Portal Pemutakhiran PK-22 guna mempersiapkan proses pembayaran kepada Kader Pendata, Supervisor, Manager Data dan Manager Pengelolaan.
“Setelah berakhir Pemutakhiran PK-21 ini kita berusaha memproses pengajuan anggaran honor pendata. Sampai hari ini kecamatan yang siap dibayar ada 16 kecamatan dari totalnya 36 kecamatan. Kita targetkan sebelum tanggal 10 Desember sudah terbayar semua karena waktunya terbatas,” kata Fazar.
Pemutakhiran PK-21 tahun 2022 di Bangka Belitung melibatkan tenaga lapangan sebanyak 1.422 Kader Pendata. Tugas Kader Pendata adalah melakukan Pemutakhiran Data Keluarga pada KK eksis atau yang sudah didata di PK-21 dan melakukan pendataan data keluarga baru yang belum di data pada PK21 sesuai dengan lokus wilayah sasaran Pemutakhiran PK-21 di 7 Kabupaten/Kota, 36 Kecamatan, dan 236 Desa/Kelurahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sama seperi Bangka Belitung, Perwakilan BKKBN Provinsi Yogyakarta juga tengah mempersiapkan pembayaran bagi para kader pendata.
Hasil Pemutakhiran PK-21 tahun 2022 tersebut digunakan untuk mengukur capaian Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta sasaran percepatan penurunan prevalensi stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Sumber: Media Center BKKBN
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post