<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus mengoptimalkan program Bina Keluarga Balita (BKB) di Posyandu untuk mempercepat menurunkan stunting. Dorongan optimalisasi program BKB itu dalam Konsolidasi dan Akselerasi Menu BOKB Audit Kasus Stunting dan BKB Kit Stunting Indonesia (Kolaborasi) Edisi Oktober 2023 secara virtual dan ditayangkan secara Live melalui Youtube Channel @BKKBN Official, pada Rabu 25 Oktober 2023 di Jakarta. Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN dr. Irma Ardiana menyampaikan terkait penyediaan BKB kit stunting, yang harapannya dapat didistribusikan di seluruh kelompok-kelompok yang ada dan menjadi salah satu penguat, kemudian bisa mengajak keluarga-keluarga yang memiliki anak usia dini, baduta, balita untuk hadir di BKB. Selain itu, penting juga kehadiran mereka di dalam BKB atau posyandu dan kader mampu memberikan layanan konseling, layanan penyuluhan dan juga layanan pemantauan untuk perkembangan anak-anak dengan menggunakan kartu kembang anak. "Kami melihat dan terus memantau setiap bulannya bagaimana pencapaian dari upaya kita untuk yang pertama, memastikan anak-anak keluarga anggota BKB itu hadir di dalam pertemuan. Kedua, memastikan pula apakah anak-anak kita di pantau perkembangannya menggunakan kartu kembang anak, sampai dengan capaian per 17 Oktober 2023 kita baru mencapai 64% untuk kedua indikator ini,” kata dr. Irma. “Sehingga ini yang kita perlu betul-betul memastikan pemanfaatan dari kelompok-kelompok BKB yang ada dan dari sarana BKB kit stunting yang sudah disediakan oleh pemerintah kabupaten/kota, kami apresiasi sekali kepada provinsi-provinsi yang sudah melampaui target yang kita tetapkan, karena kita berbasiskan pada data yang ada di dalam sistem informasi keluarga dan kami terus mendorong kepada provinsi-provinsi kabupaten/kota dan juga melalui pertemuan yang dilakukan di tingkat bawah atau tingkat posyandu untuk terus mengajak keluarga keluarga kita hadir di BKB dan juga posyandu," paparnya menambahkan. Selain itu, dr. Irma menyampaikan, bahwa Audit Kasus Stunting (AKS) juga akan terus digerakkan, karena ini menjadi sesuatu kegiatan yang sesuai dengan Peraturan Presiden dan sebagai kegiatan prioritas dalam Percepatan Penurunan Stunting (PPS), sehingga selain ada petik aksi, ada kolaborasi dan ada poster kompetisi. “Jadi ini juga sudah dilakukan semacam coaching untuk bagaimana mendesain, kemudian bagaimana menyampaikan isi pesan dari poster yang bisa melihat proses-prosesnya dan bisa melihat perubahan-perubahan dari auditinya itu sudah di lakukan coaching pada tanggal 9 Oktober 2023,” ujar dr. Irma. Hadir Sekretaris Dinas PPKB PPPA Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah dr. Iin Dwi Yuliarti yang memaparkan terkait AKS yang telah dilakukan di wilayahnya. “Data AKS ini kita lakukan ada data bumil, data baduta yang kita ambil dari data bumil dengan masalah yang kompleks di antaranya ada kasus pernikahan usia dini. Kemudian untuk baduta balita ini juga kita ambil dengan kasus yang kompleks, agar nanti kedepannya kita bisa melakukan intervensi spesifik dengan berbagai lintas sektor maupun lintas program, ini juga melakukan peninjauan pada data statistik balita di puskesmas terkait dengan data anak maupun ibu hamil yang akan kita lakukan AKS juga ada data gizi ibu hamil bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen," beber dr. Iin. dr. Iin juga memaparkan evaluasi dan rencana tindak lanjut AKS yang telah dilakukan. Di antaranya pemberian PMT pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan baduta yang saat ini juga sedang masih dalam proses baik itu dari anggaran APBD atau anggaran APBN, CSR dari mitra-mitra kerja yang selama ini telah mendukung PPS. Kemudian pihaknya telah melakukan pembangunan jamban dan sudah selesai, lantainisasi sudah dalam proses pengajuan anggaran ke Baznas dan diupayakan untuk merealisasikan lantainisasi bulan depan. Sementara itu, Bupati Minahasa Utara Joune, J. E. Ganda menyampaikan telah melakukan AKS di 5 kelompok sasaran. Pada semester 1 dan semester 2 yang telah dilakukan, yaitu pertama untuk calon pengantin atau catin yang diambil sampling ada 5 orang. Kemudian ibu hamil ada 19 orang, lalu ibu nifas ada 12 orang, baduta ada 31 orang dan balita ada 9 orang. Dalam melakukan kegiatan AKS itu pihaknya telah melalui tahapan-tahapan mulai dari persiapan kegiatan di mana telah dilakukan rapat koordinasi tim teknis, untuk identifikasi AKS oleh tim teknis yang ada di lapangan. "Untuk tindak lanjut PPS kita juga melakukan kegiatan memastikan kepesertaan jaminan kesehatan dan BPJS bagi keluarga berisiko. Di mana indikatornya adalah keluarga beresiko terdaftar dalam jaminan kesehatan dan BPJS ini sangat penting. Kemudian kegiatan yang kita lakukan juga memastikan kelayakan sanitasi dan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan pembangunan rumah tidak layak huni. Di mana indikatornya adalah keluarga harus memanfaatkan sanitasi yang layak dan rumah yang layak huni, semua kita lakukan sifatnya terencana periode 2023-2024," kata Joune. “Dan yang terakhir, saya ingin melaporkan bahwa perkembangan anak stunting di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2023 berdasarkan data di Februari tahun 2023 anak stunting kita ada 358, dan di bulan Agustus anak stunting kita tinggal 106, sehingga terjadi penurunan angka stunting sejumlah 252 anak stunting," sebut Joune. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/Zothsp1EWG8?si=XTPy3fuk5aBNl_mJ
Discussion about this post