Salah satu contoh data yang disajikan oleh BKKBN adalah pendataan keluarga, di mana di dalamnya terdapat data kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga serta keluarga berisiko stunting. Data pendataan keluarga tersaji mulai dari data nasional sampai level by name by address, sehingga dapat digunakan sebagai intervensi program pemerintah secara tepat guna dan sasaran.
Teguh mengatakan, saat ini tantangan yang harus dihadapi bersama adalah menjadikan satu data Indonesia yang berkualitas dari level nasional sampai daerah dengan dukungan teknologi informasi.
“Kami akan terus berkomitmen dalam penyediaan data yang menjamin kualitas dan akurasi data. Semoga dengan adanya Evaluasi Penyelenggaraan Statistik Sektoral ini akan terus mendorong dalam penjaminan penyediaan data yang berkualitas dan termanfaatkan dalam menuju Satu Data indonesia di era Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik. Sebagian bagian akhir, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengelola data di tingkat pusat sampai lini lapangan sehingga data bisa dikumpulkan, disajikan dan dimanfaatkan secara berkualitas, akurat dan tepat waktu,” ujar Teguh.
Sebelumnya pada Selasa 28 November 2023, BKKBN menggelar diseminasi hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK) tahun 2023. BKKBN mencatat jumlah entitas keluarga di seluruh Indonesia pada 2023 sebanyak 72.516.889 (KK/kepala keluarga).
Selama semester pertama 2023 ditemukan 13.123.418 keluarga berisiko stunting. Sedangkan pada semester kedua tahun 2023, jumlah keluarga berisiko stunting ini turun 1.774.206, menjadi 11.349.212 keluarga berisiko stunting.
Pada 1 hingga 31 Juli 2023, BKKBN kembali memutakhirkan data keluarga di Indonesia untuk menghasilkan data terbaru yang digunakan sebagai dukungan program pembangunan. Dari pemutakhiran tersebut tercatat 72.516.889 keluarga terdata by name by address yang meliputi data Indikator Demografi, Keluarga Berencana (KB), Pembangunan Keluarga.
Discussion about this post