“Tanpa adanya penjurian ini, kami tidak akan tahu apakah e-magazine yang kami produksi menarik dan sesuai kaidah pembuatan majalah atau belum,” kata Dadi.
Ia mengatakan, penghargaan yang diterima BKKBN ini merupakan hasil dari kerja bareng antara Media Center BKKBN Pusat — yang dimotori Direktorat KIE dan Biro Umum & Humas — dengan Perwakilan BKKBN di 34 provinsi.
“Setiap hari Media Center BKKBN dengan seluruh Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan ‘Morning Report’ secara daring (zoom) selama sekitar dua jam. Di forum ini tim di BKKBN Provinsi melaporkan kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada hari itu di wilayahnya,” katanya.
“Setelah mendapat arahan dari tim Media Center BKKBN pusat, rekan di provinsi selanjutnya membuat tulisan dalam bentuk siaran pers atau rilis atas kegiatan-kegiatan tersebut. Rilis kemudian diklasifikasikan, ada yang untuk skala nasional dan lokal. Rilis skala nasional dikirim ke Media Center di BKKBN pusat untuk disebarkan ke media nasional dan juga ke media lokal. Rilis skala lokal hanya dikirim langsung ke media lokal,” jelas Dadi.
Rilis-rilis yang dihasilkan ini kemudian juga dipilih dan dipilah oleh tim di Media Center BKKBN pusat, lalu diedit untuk kemudian dimuat di majalah internal BKKBN.
“Jadi, seluruh isi dari e-magazine BKKBN berasal dari naskah yang dikirim oleh rekan-rekan di provinsi,” ujar Dadi.
Menurut Dadi, Forum morning report yang merupakan inisiasi Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo sangat membantu tim penulis berita (rilis) provinsi dalam menetapkan angle dan penajaman tulisan, serta penentuan data yang akan diangkat. Dengan begitu, kata Dadi, rilis-rilis yang dihasilkan BKKBN setidaknya mendekati pola penulisan jurnalistik. Sehingga tidak terlalu merepotkan editor media cetak, online maupun elektronik.
Discussion about this post