Namun demikian, Pj Bupati Buton optimis jika upaya pencegahan dapat dilakukan secara bersama-sama, jumlah stunting di Buton akan turun untuk menuju 14 persen di tahun 2024.
“Bukan hanya BKKBN atau Dinas Kesehatan saja yang bekerja menurunkan stunting, namun seluruh lintas sektor dan kepala desa harus turun tangan dalam penanganan stunting,” tekan Basiran.
Diketahui, saat ini Buton telah bermitra bersama beberapa bank juga bekerjasama dengan Perum Bulog Sultra untuk melakukan pembagian beras fortiv guna mencegah stunting. Terkait hal ini, Basiran menekankan agar bantuan harus tepat sasaran kepada keluarga berisiko stunting.
Data anak stunting di Kabupaten Buton yakni 1721 sedangkan BAAS sejumlah 537.
BAAS merupakan program BKKBN sebagai gerakan gotong royong dari seluruh elemen bangsa dalam mempercepat penurunan stunting dan menyasar langsung keluarga yang mempunyai anak berisiko stunting. Program ini dilakukan guna meningkatkan gizi anak-anak yang mempunyai masalah tumbuh kembang.
Dalam kegiatan ini, juga dilaksanakan pengalungan selempang BAAS dari Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar kepada Pj Bupati Buton dan Ketua TP PKK Deisy Natalia Rompas Basiran.
Tidak hanya itu, penyerahan bingkisan bantuan Pj Bupati Buton kepada keluarga berisiko stunting, ibu Hamil, dan ibu dengan Baduta juga dilaksanakan.
Diakhir acara Rembuk Stunting dilakukan pula penandatanganan komitmen bersama antara Pj Bupati Buton, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, Sekda Buton serta seluruh Forkompinda se Kabupaten Buton.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post