Basiran dan Asnawi juga sama-sama menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buton atas pelaksanaan acara Rembuk Stunting tingkat kabupaten ini.
“Nantinya rembuk ini akan menghasilkan kesepakatan bersama apa yang perlu dilakukan. Apapun yang kita lakukan secara bersama-sama maka hasilnya akan lebih maksimal,” ucap Basiran.
Menurut data SSGI tahun 2022 angka stunting pada balita di Buton sebanyak 32.6 persen. Meskipun mengalami penurunan sebesar 3.27 persen, daerah penghasil aspal terbesar di Indonesia tersebut masih tergolong daerah dengan prevalensi stunting tinggi.
Namun demikian, Pj Bupati Buton optimis jika upaya pencegahan dapat dilakukan secara bersama-sama, jumlah stunting di Buton akan turun untuk menuju 14 persen di tahun 2024.
“Bukan hanya BKKBN atau Dinas Kesehatan saja yang bekerja menurunkan stunting, namun seluruh lintas sektor dan kepala desa harus turun tangan dalam penanganan stunting,” tekan Basiran.
Diketahui, saat ini Buton telah bermitra bersama beberapa bank juga bekerjasama dengan Perum Bulog Sultra untuk melakukan pembagian beras fortiv guna mencegah stunting. Terkait hal ini, Basiran menekankan agar bantuan harus tepat sasaran kepada keluarga berisiko stunting.
Discussion about this post