Indonesia memiliki tiga permasalahan utama terkait gizi. Yakni, kekurangan gizi, kekurangan gizi mikro, dan kelebihan gizi (obesitas). Terlepas dari cita-cita Indonesia menjadi negara maju berpenghasilan tinggi, stunting yang dialami lebih dari 7 juta anak adalah beban nasional yang masih harus dipikul.
“Angka ini memposisikan Indonesia di peringkat ke-5 dunia di antara negara-negara dengan prevalensi stunting tertinggi. Anak-anak ini mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang dampaknya akan melekat seumur hidup mereka,” ucap Agus.
Oleh karena itu, kata dia, KKA berisi petunjuk-petunjuk sederhana bagi orang tua atau pengasuh dapat menuntun anak untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya.
“KKA dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak setiap bulannya mulai dari 0 sampai 72 bulan (6 tahun). Kartu Kembang Anak juga bisa menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak,” ujar Agus.
Hal senada juga diutarakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Busel, La Asari. Dalam sambutannya saat membuka orientasi, dia mengatakan bahwa fungsi KKA untuk memantau kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak.
Di dalam KKA, kata Asari, tidak hanya memantau perkembangan, namun juga memberikan saran tindakan jika satu perkembangan tidak tercapai. Pada usia tertentu yang seharusnya anak tersebut sudah bisa melakukannya.
Discussion about this post