Ada empat narasumber dari DPPKB Konut, Bappeda, Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) setempat secara bergantian memaparkan capaian kinerja PPS yang telah dilaksanakan dengan berbagai kendala yang didapat di lapangan.
Sebelumnya, Tehnical Assistant (TA) Kabupaten Konawe Utara, Arliansyah juga memaparkan capaian kinerja tujuh tematik Satgas. Arliansyah menggambarkan bahwa kegiatan tujuh tematik seperti mini lokakarya dan pendampingan TPK sudah mulai berjalan.
Koordinator Program Manager Satgas Stunting Sultra, Adi Supryatno juga ikut menyampaikan upaya-upaya strategis yang perlu ditingkatkan terutama dalam hal konvergensi dan konsep SIDAK (Seleksi Dampingi Aksi).
“Melalui tenaga lini lapangan dalam hal penyuluh keluarga berencana dan petugas lapangan keluarga berencana (PKB/PLKB) bersama TPK dan pemanfaatan data keluarga risiko stunting (KRS) menjadi rujukan dalam melakukan intervensi OPD teknis di lapangan,” ujarnya.
Senada dengan hal itu, Program Manager Bidang Data Pemantauan dan Evaluasi Satgas Stunting Sultra, Ilman Aidhin mengatakan bahwa peran pemerintah desa perlu lebih fokus untuk mengawal atau mengintervensi yang menjadi sasaran. Seperti calon pengantin (catin), ibu hamil (bumil), ibu nifas (bufas) dan anak Baduta/Balita dengan peningkatan insentif TPK melalui pendanaan APBD atau dana desa.
Discussion about this post