<strong>PENASULTRA.ID, BOMBANA</strong> - Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan kegiatan orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Kabupaten Bombana, Kamis 18 Juli 2024. Orientasi yang digelar selama satu hari ini diikuti sebanyak 100-an orang peserta yang terdiri dari kader BKB, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan keluarga yang memiliki Baduta. Ketua Tim Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Perwakilan BKKBN Sultra Agus Salim menyampaikan bahwa orientasi ini merupakan langkah awal pihaknya untuk dapat memantau perkembangan anak sejak dari usia dini. "Dengan menggunakan BKB Kit yang ada maka kita bisa mengetahui perkembangan balita sejak awal apakah terindikasi stunting atau tidak. Dengan memantau perkembangannya melalui KKA serta dengan memaksimalkan penggunaan BKB KIT stunting yang sudah dianggarkan melalui BOKB," paparnya. Agus berharap, Pemkab Bombana dapat mengawal pelaksanaan Musrembangdesa agar BKB yang ada di setiap desa bisa mendapatkan dukungan yang maksimal dari Dana Desa. "Hal ini tentunya kita bisa berkolaborasi untuk mengawal kegiatan ini, terlebih setelah adanya payung hukum terkait pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan BKB yakni Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 7 Tahun 2023," terangnya. Menurut Agus, usia dini merupakan periode emas (golden age) sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak pada masa dewasanya. Dengan KKA dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak secara bertahap setiap bulan mulai dari 0 sampai 72 bulan (6 tahun). "Kartu Kembang Anak (KKA) berisikan petunjuk-petunjuk sederhana bagi orangtua atau pengasuh dalam menuntun anak untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya," bebernya. Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Bombana, Man Arfa menyampaikan apresiasinya kepada perwakilan BKKBN Sultra yang telah mengadakan orientasi Program Bangga Kencana dan PPS Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting. Orientasi tingkat kabupaten ini, kata Man Arfa bertujuan untuk menurunkan angka prevalensi stunting terlebih di masa 1000 HPK. "Tahun 2024 pekerjaan rumah bagi Kabupaten Bombana masih berat, karena hasil SKI 2023 di Kabupaten Bombana masih cukup tinggi, sedangkan untuk target nasional kita harus mengejar di angka 14%. Untuk itu kita tetap harus berbenah dalam penanganan stunting ini," ujarnya. Olehnya itu, kata Man Arfa, peran kader BKB dilini lapangan menjadi hal yang sangat utama. Sebab, kalau kinerja kader benar-benar maksimal di lapangan maka bisa mencegah terjadinya stunting di wilayahnya masing-masing. "Saya sangat mengapresiasi kepemimpinan kepala OPD KB Kabupaten Bombana ini yang betul-betul sangat maksimal dalam mengawal percepatan penurunan stunting. Kalau tidak ada aksi konvergensi yang maksimal, maka program ini tidak bisa maksimal kita lakukan," pungkas Man Arfa. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/4pdlXOUfnb4?si=3YU90aqAyfVPkX0B
Discussion about this post