“Kita menjadi bagian dari pemerintah dalam mendukung upaya pembangunan generasi emas 2045, generasi yang sehat dan kuat, tetapi itu tidak bisa kita capai kalau angka stunting masih tinggi,” tegas Rahayu.
Hal senada juga diutarakan Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Asmar mengatakan, untuk mengentaskan masalah stunting dibutuhkan dukungan seluruh pihak termasuk mitra.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak Bank Indonesia yang telah turut serta dalam penyaluran bantuan untuk penanganan stunting di Kampung KB Tahoa. Tentu kami berharap dapat diperluas di kabupaten kota lainnya yang ada di Provinsi Sultra,” harap Asmar.
Asmar menyebut, angka prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi yakni 21,6 persen berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Sementara Sulawesi Tenggara sendiri masih di atas nasional yaitu 27,7 persen.
“Pemilihan Kabupaten Kolaka sangat tepat, karena Kolaka merupakan salah satu kabupaten dengan angka prevalensi stunting tinggi di Sulawesi Tenggara yaitu 22,6 persen,” katanya.
Discussion about this post