PENASULTRAID, KENDARI – Dalam upaya penanggulangan stunting di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sultra menggelar pertemuan koordinasi teknis penguatan KB pascapersalinan di salah satu hotel ternama di Kota Kendari pada akhir pekan lalu.
Kegiatan ini diyakini merupakan salah satu upaya menurunkan prevalensi angka stunting 2024 di Sultra sebesar 14 persen.
KB pasca persalinan adalah penggunaan metode kontrasepsi sejak masa pasca kelahiran bayi (kala 3 persalinan atau pasca plasenta) hingga masa nifas (42 hari atau 6 minggu sesudah ibu melahirkan). KB pasca persalinan merupakan salah satu upaya pendukung yang sesuai dengan arah kebijakan BKKBN.
“Dengan meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KB pasca persalinan yang komprehensif akan menurunkan angka stunting. Selain itu manfaat KB pasca persalinan yaitu penyiapan kehamilan yang berkualitas dan penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi segera setelah ibu melahirkan atau pada saat masa nifas,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar dalam sambutannya saat pembukaan kegiatan.
Sampai dengan Agustus 2024 capaian KB pasca persalinan Provinsi Sultra berada pada angka 20.912 atau sekitar 59,4% dari target yang ditetapkan. Dengan waktu yang tersisa beberapa bulan lagi BKKBN berharap kepada OPD-KB kabupaten dan kota melalui kepala bidang KB untuk bersama-sama mengoptimalkan pelayanan KB pasca persalinan.
“Saat ini kita terbantu dengan adanya Tim Pendamping Keluarga untuk menyosialisasikan KB pasca persalinan pada kegiatan pendampingan baik pendampingan catin, ibu hamil dan pasca persalinan. Di tahun 2023 capaian pelayanan KB pasca persalinan di Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan hasil positif dengan capaian tertinggi yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan,” papar Asmar.
Discussion about this post