“Lele niku protein tinggi. Lele niku pun murah tur gampang tur bergizi (Lele itu sudah murah juga mudah dan bergizi). Yang membuat lele lebih bagus dari daging sapi adalah karena ikan lele mengandung DHA dan Omega 3 yang mencerdaskan otak bayi. Selain lele, ikan asin atau gereh juga tidak bisa dipandang sepele karena mengandung kalsium yang diperlukan ibu hamil,” bebernya.
Kepala BKKBN juga mengingatkan akan khasiat daun Kelor.
“Daun Kelor meniko sae sanget (daun Kelor itu sangat baik), karena mengandung protein-protein yg menyerupai protein hewani. Cara memasaknya dengan membuang batangnya, hanya daunnya saja (yang diolah). Daun kelor dibandingkan tomat dan wortel lebih tinggi kandungan kalsiumnya,” jelas Hasto.
Menurut Hasto, protein tinggi akan mencegah tiga dampak stunting yaitu pendek, tidak cerdas dan mudah sakit.
Untuk bayi yang sudah lahir, tidak boleh terlewat imunisasi wajib. Imunisasi lengkap didukung dengan lingkungan bersih akan menghindarkan dari bayi yang sakit-sakitan, terutama diare.
“Jika anak sering diare, berat badan tidak naik, tiga bulan berat tidak naik, tinggi badan tidak bertambah. Anak terindikasi stunting,” kata dokter spesialis obgyn ini.
Sementara itu, Walikota Semarang Hevearita Rahayu menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala BKKBN yang berkenan menyemangati TPK peserta orientasi hari ini dengan memaparkan materi secara langsung.
Walikota yang akrab disapa Mbak Ita ini mengatakan selama periode 2 hingga 21 Maret 2023 akan diadakan pelatihan TPK yang seluruh pembiayaannya berasal dari BKKBN.
Secara keseluruhan peserta pelatihan berjumlah 3.822 orang yang terdiri dari unsur bidan, unsur TP PKK dan unsur kader KB.
“Kerja keras dari teman–teman semua seluruh stakeholder juga telah mendapatkan apresiasi dari Pak Hasto. Kota Semarang mencapai 10,9 persen penurunan stunting adalah wujud dari bergerak Bersama,” kata Ita.
Discussion about this post