Menurut Ita, Kota Semarang sudah memiliki Kebun Gizi dan Rumah Pelangi Nusantara untuk penanganan stunting.
“Dengan support Kepala BKKBN, Menteri PPPA meresmikan Rumah Pelita untuk anak–anak stunting dan baduta. Di Kelurahan Podorejo, Kecamatan Gunungpati telah diresmikan rumah Pelita kedua dan lokasi-lokasi selanjutnya akan menyusul. Moga–moga di Kota Semarang angka stunting turun menjadi nol persen dengan inovasi-inovasi terbaru,” tutur penulis Buku Resep Masakan Baduta dan Ibu Hamil Untuk Generasi Emas Indonesia tersebut.
Ita mengatakan di Kecamatan Gajahmungkur terdapat 60 kasus anak stunting namun saat ini jumlah tersebut telah turun menjadi 40 kasus. Penanganan stunting menurut Mbak Ita (dilakukan) dari hulu ke hilir, dan tidak dimulai sejak bayi lahir.
Pemerintah Kota Semarang dalam hal ini Dinas Kesehatan selanjutnya akan melakukan pemberian gizi kepada anak–anak SMP, sebagai wujud upaya pencegahan stunting yang dimulai sedini mungkin.
Kegiatan Orientasi Tim Pendamping Keluarga di Kota Semarang turut dihadiri Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN Martin Suanta, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang dr. Lilik Faridah, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, Ketua Tim Kerja KBKR Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Agoes Poedjianto dan Camat Gajahmungkur Ade Bhakti Ariawan.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post