Dia berpesan agar produk yang dihasilkan PFN-BKKBN harus bersandarkan pada tiga filosofi Jawa, yakni tuntunan, tontonan dan tatanan.
“Tuntunan itu memberikan pendidikan, tontonan itu menjadi hiburan, dan tatanan itu menyampaikan regulasi bahwa ada aturan-aturan,” papar Hasto.
Sejalan dengan Hasto, Dewan Pengawas PFN, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, pihaknya siap berkolaborasi dengan BKKBN untuk menyediakan platform-platform penyebarluasan informasi yang dimiliki PFN.
“Jadi, apapun materinya, apapun medianya, bisa kita tayangkan. Kita ingin kolaborasi, bersama teman-teman di BKKBN untuk memproduksi informasi-informasi yang amat sangat dibutuhkan seperti stunting,” ujar Rosarita.
Discussion about this post