Dengan membuka lahan minimal 1000 hektare untuk tanaman wijen, Ruksamin optimis Konut akan menjadi salah satu sentra tanaman wijen di Indonesia. Salah satu caranya, mendorong masyarakat melalui Program Pemanfaatan Kebun Pekarangan (PPKP).
Untuk menjamin keberhasilan program ini, bupati dua periode itu mengaku telah menginstruksikan pembentukan tim pendampingan dari dinas terkait, termasuk menyiapkan anggaran khusus untuk menstimulus pergerakan roda perekonomian masyarakat melalui PPKP.
Sementara itu, Ketua BPP HIPMI Bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan M. Hadi Nainggolan menegaskan pihaknya siap mendukung Pemkab Konut untuk mewujudkan kabupaten ini menjadi sentra komoditi wijen, bersama dengan tiga komoditi lainnya seperti jagung, nilam dan rumput laut.
“Ini bentuk kolaborasi HIPMI dengan pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi lokal di bidang pertanian,” jelas Hadi.
Guna mewujudkan hal tersebut, CEO Daun Agro ini meminta agar prioritas kerja sama ini fokus pada beberapa komoditi unggulan. Pihaknya juga siap menghadirkan investor pada komoditi nilam dan rumput laut.
Hadi berharap, pembukaan lahan baru sekaligus penanaman perdana wijen di Konut melalui program HIPMI Aksi Tani ini dapat menjadi pilot project untuk dikembangkan di daerah lain di Indonesia, dengan melihat komoditas unggulan masing-masing daerah.
“Semoga kegiatan di Konut ini akan menjadi momentum awal yang baik untuk kita bersama-sama berkolaborasi antara pemerintah daerah, kelompok petani dan pelaku usaha, dalam mengembangkan pertanian menuju swasembada pangan,” harapnya.
Discussion about this post