<span style="font-size: 17px;"><strong>PENASULTRA.ID, MUNA BARA</strong>T - Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Muna Barat (Mubar), Abdul Nasir Kola mengungkapkan, angka stunting di Mubar kini mencapai 364 kasus. </span> <span style="font-size: 17px;">Kasus penyakit gagal tumbuh tersebut tersebar dibeberapa desa pesisir di Bumi Laworo. </span> <span style="font-size: 17px;">Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat empat desa penyumbang stunting terbesar di Mubar, yakni Desa Kangkonawe, Pasipadanga, Maginti dan Desa Gala.</span> <span style="font-size: 17px;">Olehnya, mantan Kadis Pariwisata Mubar itu meminta seluruh kepala desa (Kades) agar lebih serius menangani kasus stunting. </span> <span style="font-size: 17px;">"Ada empat desa penyumbang angka stunting yang sangat tinggi di Mubar. Untuk itu, saya meminta kepada seluruh kepala desa dan semua elemen untuk bekerja secara maksimal menangani kasus stunting ini," kata Abdul Nasir, Minggu 2 Oktober 2022.</span> <span style="font-size: 17px;">Menurutnya, pemerintah desa (Pemdes) wajib memiliki desain kerja percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting. Berdasarkan regulasi anggaran stunting ini telah dianggarkan pada dana desa yakni 8,5 persen di setiap desa. </span> <span style="font-size: 17px;">"Jadi saya mengimbau kades agar tidak hanya melepas begitu saja dana stunting. Kades dan perangkat wajib monitor atau mengontrol langsung sejauh mana dana tersebut dimanfaatkan agar betul-betul efektif," ujar Nasir.</span> <span style="font-size: 17px;">Ia mengatakan, percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting dibutuhkan kerja sama semua elemen dan stakeholder dalam penanganannya. </span> <span style="font-size: 17px;">Selain kades dan perangkatnya, petugas kesehatan mempunyai peran penting untuk intens mengontrol ibu hamil mulai dari awal kehamilan hingga 1000 hari kehamilan, agar ibu hamil dan anaknya nantinya memperoleh asupan gizi yang cukup.</span> <span style="font-size: 17px;">Penanganan stunting ini, kata Nasir, tidak cukup hanya dengan melakukan rembuk. Namun harus dilakukan dengan tindakan langsung dan nyata di lapangan, utamanya bagi desa yang tertinggi angka stunting.</span> <span style="font-size: 17px;">"Kita hadirkan masyarakat yang mengalami stunting dan membedah apa saja persoalan yang dialaminya, apa kah betul karena persolan kurangnya gizi atau ada penyakit bawaannya," Nasir menambahkan.</span> <span style="font-size: 17px;">"Jika ditemukan penyebab stunting karena ada penyakit bawaannya. Maka, pemerintah bisa melakukan penanganan penyakit tersebut. Agar nantinya, pada saat lahir tidak berdampak pada bayi yang dilahirkan," Nasir memungkas.</span> <strong><span style="font-size: 17px;">Penulis: Sudirman Behima</span></strong> <strong> <span style="font-size: 17px;">Editor: Yeni Marinda</span></strong><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_221002_185823_000.sdocx--> <strong><span style="font-size: 17px;">Jangan lewatkan video populer:</span></strong> https://www.youtube.com/watch?v=ldv6luPeLVI
Discussion about this post