Dari total jumlah tersebut ditemukan 793 anak yang mengalami stunting atau sekitar 8,67 persen, angka ini menunjukkan bahwa Baubau telah berhasil menurunkan prevalensi stunting di bawah standar nasional yang ditetapkan, yaitu maksimal 14 persen.
Pengukuran balita ini dilakukan secara masif, mencapai 95,65 persen dari pendataan sebelumnya yang kurang dari 75 persen.
Keberhasilan ini, kata Lukman, tidak lepas dari kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tenaga kesehatan, posyandu, serta partisipasi aktif masyarakat dalam memantau dan menjaga status gizi anak-anak mereka.
“Yang harus dicermati pula agar kita tidak terjebak dengan angka-angka. Penanganan stunting di lapangan butuh keterlibatan sektor lain selain kesehatan dan juga keterlibatan semua stek holder di masyarakat,” Lukman memungkas.
Pemerintah Kota Baubau berkomitmen dan terus berupaya meningkatkan layanan dalam upaya penurunan stunting, dimana pada 2024 berdasarkan data dari e-PPGM terus menekan hingga mencapai 5,87 atau turun sebesar 2,80 persen.
Penulis: Rusman
Editor: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post