PENASULTRA.ID, BAUBAU – Sejak awal Januari 2024 hingga saat ini, Baubau berhasil menurunkan angka stunting yang merupakan tantangan nasional dengan target maksimal sebesar 14 persen.
Berdasarkan data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting nasional saat ini masih berada pada angka 21,6 persen dan Baubau mencatat prevalensi sebesar 26 persen di 2022.
Atas capaian tersebut Ketua Koalisi Advokasi Kebijakan Publik (KAKP) Baubau, Pariama mengapresiasi kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau dalam upaya penanganan stunting.
“Secara kelembagaan KAKP sangat mengapresiasi pemkot Baubau yang menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat,” kata Pariama.
Menurutnya, dua metode pendekatan yang dilakukan oleh Pemkot Baubau menunjukkan kemajuan signifikan dalam penurunan angka stunting yang mencerminkan efektivitas dari langkah-langkah yang diambil.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Baubau, Lukman mengatakan, untuk mengukur dan memantau pelaksanaan kebijakan penurunan stunting, pemerintah Kota Baubau menggunakan dua pendekatan utama.
Dua pendekatan tersebut yakni Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menggunakan metode random sampling untuk mendapatkan gambaran umum tentang status gizi anak-anak di Indonesia dan e-PPGM atau elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat.
“Kita menggunakan basis data by name by address untuk pencatatan lebih rinci dan spesifik. Sumber data e-PPGM diperoleh dari Posyandu melalui penimbangan rutin,” tutur Lukman.
Ia mengatakan, di Baubau metode e-PPGM digunakan sebagai pendekatan utama. Berdasarkan data e-PPGM per Juni 2024, anak usia 0-23 bulan sebanyak 3.526 orang dan usia 24-59 bulan sebanyak 5.620 orang, sehingga total yang diukur sebanyak 9.146 anak.
Discussion about this post