Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menjanjikan kemiskinan di Indonesia bisa turun ke 4-5% pada 2029 mendatang. “Diketahui angka kemiskinan saat ini sebesar 9,36%. Harapannya kemiskinan ekstremnya bisa 0%,” kata Anies dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Salah satu paling rumit dipahami yakni kebijakan pemerintah tidak berperan lakukan intervensi income dalam mendorong distribusi hasil pertanian, peternakan dan kelautan perikanan. Faktor kegagalan kebijakan rezim saat ini, sangat nyata.
Pengalaman Anies Baswedan saat Gubernur DKI Jakarta, bahwa September 2017 persentase penduduk miskin di Jakarta mencapai 3,78 persen. Saat ini tingkat kemiskinan turun hingga 3,42 persen. Angka itu terkecil di Indonesia. Sementara Jawa Tengah paling tinggi angka kemiskinan dibanding daerah lain di Indonesia.
Tentu cara Anies menurunkan angka kemiskinan itu, melalui kebijakan transparansi harga dipasar lokal, sehingga ada mekanisme kompetisi yang berjalan dan bisa untungkan konsumen. Harga diklaim bisa turun tanpa harus ada intervensi dari pemerintah. Salah satu hal konkret yang akan dilakukan Anies adalah dengan memastikan biaya hidup terjangkau, salah satunya melalui komponen harga pangan. Kepastian suplai pangan dengan harga yang murah.
Menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% melalui strategi untuk keluar dari middle income trap secara inklusif, dengan meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur di 7,5%-8%.
Upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan tersebut dilakukan dengan konvergensi program pusat dan daerah, serta optimalisasi dana bukan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (non-APBN).
Selain itu, menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran hingga capai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal. Diperkuat dengan pendidikan keluarga miskin dengan mensekolahkan anaknya melalui beasiswa full dari negara mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk memutus rantai kemiskinan.
Pasangan AMIN (Anies-Gus Imin) juga mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dimulai dari pemberian gizi yang baik bagi ibu hamil, bayi dan berlanjut kepada pendidikan anak usia dini serta memberikan makanan sehat. Bentuk kebijakan berikan gizi yang cukup. Selain itu, menetapkan upah minimum yang adil dan sesuai dengan kondisi daerah tanpa memberatkan para pemberi kerja, memperbaiki infrastruktur di daerah tertinggal.
Langkah Pasangan AMIN akan diakui lengkap, kalau metode mengentaskan kemiskinan dengan memperbaiki skema bantuan sosial bersifat langsung agar lebih tetap sasaran melalui kolaborasi dengan organisasi pemerintah desa, organisasi sosial. Tentu hal-hal yang perlu disediakan dalam bentuk jaminan sosial: kesehatan (posyandu, Postu), hunian layak, kapal-kapal rumah sakit (Ambulance Ship boats) bagi masyarakat pesisir sehingga terjangkau bagi semua kalangan.
Tentu paling penting dalam skema menurunkan kemiskinan ekstrem yakni memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi dan kedaulatan air, keterjangkauan pupuk, membangun dan revitalisasi jaringan irigasi dan logistik guna menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi pertanian.(***)
Penulis: Menulis dari Kantor FOURBES, Lembaga Kajian, Riset dan Kebijakan Publik
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post