“Kita sisir mulai dari faktor yang paling dasar, yaitu menyehatkan remaja-remaja yang nantinya akan menjadi ibu rumah tangga, antara lain dengan pembagian tablet tambah darah,” ucapnya.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan, BKKBN telah melakukan pencegahan perkawinan anak dan penurunan risiko stunting, salah satunya melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK).
“Seperti arahan pak Menteri, tim pendamping keluarga akan mendampingi setiap ibu yang sedang hamil, terutama ibu hamil yang mempunyai risiko stunting,” kata Hasto.
Terkait dengan cukup tingginya angka perkawinan anak di Kabupaten Temanggung, Hasto pun mengingatkan kepada remaja yang belum cukup umur untuk menunda kehamilan terlebih dahulu.
“Akan tetapi karena sudah ada yang terlanjur, contohnya tadi ada remaja yang berumur 17 tahun sudah mempunyai bayi, saya titip pesan kepada pendamping keluarga agar memasang susuk. Diharapkan kehamilan berikutnya di usia yang sudah cukup,” pesannya.
Hasto menjelaskan, organ reproduksi remaja perempuan yang belum cukup secara medis belum siap untuk hamil. Selain berisiko melahirkan anak stunting, sambung Hasto, perkawinan anak juga dapat menimbulkan masalah lain yakni munculnya kemiskinan baru.
Discussion about this post