“Akan tetapi karena sudah ada yang terlanjur, contohnya tadi ada remaja yang berumur 17 tahun sudah mempunyai bayi, saya titip pesan kepada pendamping keluarga agar memasang susuk. Diharapkan kehamilan berikutnya di usia yang sudah cukup,” pesannya.
Hasto menjelaskan, organ reproduksi remaja perempuan yang belum cukup secara medis belum siap untuk hamil. Selain berisiko melahirkan anak stunting, sambung Hasto, perkawinan anak juga dapat menimbulkan masalah lain yakni munculnya kemiskinan baru.
Senada dengan Hasto, di tempat terpisah Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Widwiono mengatakan, trend angka perkawinan anak di Jawa Tengah mengalami penurunan.
Widwiono menambahkan, BKKBN juga menggandeng tokoh dan pemuka agama untuk bersama-sama dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Terkait dengan penurunan angka perkawinan anak dapat juga kita lihat dari angka fertility rate di Jawa Tengah yang juga perlahan sudah mulai menurun,” ucap Widwiono.
Pada kunjungan Menko PMK dan Kepala BKKBN di Temanggung juga dilaksanakan pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) gratis, terdiri dari 190 Implan dan 23 IUD.
Sumber: Media Center BKKBN
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post