Menurut Asmar, stunting bukanlah sebuah penyakit, apalagi penyakit genetik. Calon pengantin yang bertubuh pendek, kata dia, belum tentu menghasilkan anak pendek. Semua tergantung intervensi yang dilakukan dari hulu.
“Hulu ini artinya diawal. Makanya sangat penting kegiatan ini bagi para remaja,” tegasnya.
Di kesempatan itu juga Asmar mengungkapkan bahwa 50 persen kasus stunting dipicu oleh faktor tidak langsung, seperti pola asuh, ekonomi, pendidikan dan sanitasi. Sementara sebagian lagi adalah faktor langsung.
Olehnya itu, Asmar mewanti-wanti dan meminta remaja memerhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sebisa mungkin meminimalisir mengonsumsi makan instan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melkiades Laka Lena yang turut hadir melalui online zoom mendukung kegiatan yang menyasar remaja ini. Sebab, Sulawesi Tenggara ini salah satu provinsi yang merupakan sasaran prioritas intervensi percepatan penurunan stunting.
“Setelah saya dalami, sebagian besar anak stunting itu dilahirkan dari orangtua yang nikah dini. Entah kecelakaan atau gimana,” sebut Melkiades.
Discussion about this post