Menurutnya, hakikat kedua yakni ibadah puasa merupakan sarana untuk membentuk manusia yang mampu mengoptimalkan pengendalian diri.
“Dengan berpuasa, seseorang dilatih untuk mampu menahan amarah dan mengendalikan hawa nafsunya dari hasrat dunia,” ujar Ali Mazi.
Kemudian hakikat ketiga, katanya, puasa menjadi momentum ujian kadar keimanan dimana seseorang bisa saja mengatakan dirinya sedang berpuasa, sekalipun sebenarnya tidak, karena tidak ada yang mengetahui kecuali dirinya dan Tuhan-nya.
“Olehnya, kata Ali Mazi, puasa disebut sebagai ibadah yang bersifat rahasia. Rahasia antara seorang hamba dengan Tuhan-nya sehingga menuntut keimanan yang kokoh dan kuat,” beber Ali Mazi.
Discussion about this post