Tomsi juga berpesan kepada para kepala daerah yang kondisi alamnya cocok untuk dilakukan penanaman bawang merah dan cabai merah agar segera melakukan gerakan tanam.
“Bagi kepala daerah yang melihat kondisi alam di wilayahnya cocok untuk dilakukan penanaman bawang merah dan cabai merah agar segera lakukan gerakan tanam. Hal ini tentu sebagai upaya dalam rangka mengendalikan inflasi di wilayahnya masing-masing,” tegasnya.
Sementara itu, Andap Budhi Revianto mengungkapkan tiga komoditas andil penyumbang angka IPH di Sultra yakni beras, daging ayam ras, dan cabai merah.
“Alhamdulillah, walaupun IPH kita dalam rentang stabil dan terkendali tapi masih terdapat komoditas yang menyumbang angka inflasi relatif tinggi seperti beras, daging ayam ras, dan cabai merah. Hal ini perlu kita waspadai dengan langkah-langkah strategis dan kita mitigasi risikonya agar tidak terjadi lonjakan harga yang berimbas pada angka inflasi,” ungkapnya.
Dalam keterangan selanjutnya, Andap menjelaskan IPH tertinggi minggu ketiga di Sultra terjadi di Kabupaten Buton Selatan sebesar 1,06, sedangkan kabupaten dengan IPH terendah berada di Kabupaten Bombana yang alami deflasi sebesar -4,39 disebabkan penurunan harga beras, daging ayam ras, dan daging sapi.
“Terdapat 3 tiga kabupaten kita yang masuk 10 besar kabupaten IPH terendah yakni Bombana, Muna, dan Koltim. Kita patut bersyukur, namun tidak terlena dan tetap fokus mempertahankan hal baik ini sehingga kedepan Provinsi Sultra terus dapat mengendalikan laju inflasi dan IPH dengan baik,” pesan Andap.
Discussion about this post