“Alhamdulillah, walaupun IPH kita dalam rentang stabil dan terkendali tapi masih terdapat komoditas yang menyumbang angka inflasi relatif tinggi seperti beras, daging ayam ras, dan cabai merah. Hal ini perlu kita waspadai dengan langkah-langkah strategis dan kita mitigasi risikonya agar tidak terjadi lonjakan harga yang berimbas pada angka inflasi,” ungkapnya.
Dalam keterangan selanjutnya, Andap menjelaskan IPH tertinggi minggu ketiga di Sultra terjadi di Kabupaten Buton Selatan sebesar 1,06, sedangkan kabupaten dengan IPH terendah berada di Kabupaten Bombana yang alami deflasi sebesar -4,39 disebabkan penurunan harga beras, daging ayam ras, dan daging sapi.
“Terdapat 3 tiga kabupaten kita yang masuk 10 besar kabupaten IPH terendah yakni Bombana, Muna, dan Koltim. Kita patut bersyukur, namun tidak terlena dan tetap fokus mempertahankan hal baik ini sehingga kedepan Provinsi Sultra terus dapat mengendalikan laju inflasi dan IPH dengan baik,” pesan Andap.
Isu pangan, kata mantan Kapolda Sultra itu, akan menjadi hal yang sangat strategis dan fundamental. Situasi geopolitik perlu juga dicermati bersama pengaruhnya terhadap pangan nasional, khususnya di Sultra.
“Mari kita terus mengharmonisasikan gerak dan langkah dalam memberikan pelayanan publik atas ketersediaan pangan yang aman, cepat dan terjangkau, termasuk dalam momentum jelang Pilkada Serentak November 2024,” tegas Andap.
Selaku ketua TPID, Andap Budhi juga tak lupa menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kinerja TPID, stakeholder terkait, serta berpesan untuk terus melakukan upaya pengendalian inflasi melalui strategi 4K, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post