Cinta itu bukan sekadar basa basi, cinta itu bukan sekadar rayuan, pelukan, ciuman atau yang lainnya, cinta itu bukan hajatan yang menunggu momen, cinta itu bukan sekadar curahan kasih dan narasi puitis yang menggugah perasaan, cinta itu butuh pengorbanan dan ketulusan, cinta terpatri bukan hanya di lisan tapi amalan.
Cinta melabuhkan ketaatan dan menyandarkan pengharapan hanya pada Rabb pencipta alam semesta dan kehidupan, bukan menyandarkan pada janji dan rayuan sebatang cokelat, cinta itu kuat dan setia bukan takluk dan terhina dengan momen seremonial yang bersifat temporal.
Namun jika mencintai maka bingkailah dengan ikatan yang sah, sebab kita tidak menginginkan orang yang kita cintai terjerumus dalam lumpur hitam kemaksiatan, jika mencintai maka akan berusaha untuk menarik orang yang dicintai pada rangkulan kebaikan bukan mendesak pada perbuatan bebas yang pada akhirnya kebablasan dan mati suri dalam rayuan kedunguan.
Orang yang mencintai akan memasang ikatan sah pada orang yang dicintai dan akan bersama-sama mengarungi kebahagiaan yang sesuai dengan tuntunan Pencipta. Tidak akan gila perhatian dan frustasi karena tidak diberikan cokelat atau mawar merah serta puisi romantis, dia akan mengikat dirinya dengan ketaatan dan akan selalu dekat dengan Penciptanya dalam beribadah.
Tidak akan pusing dengan hari-hari tertentu untuk mengungkapkan cinta, tapi berani bertanggung jawab bukan sekadar narasi dusta untuk menggaet orang yang dicintai, orang yang mencintai tidak mudah bersumpah atau janji kemudian diingkari tapi amanah dan menepati setiap janjinya, orang yang mencinta akan melabuhkan perasaannya pada manisnya kehidupan rumah tangga. Tidak ada solusi yang lebih baik bagi dua insan yang saling mencintai dibanding pernikahan.( HR.Ibnu Majah).
Karena itu pilihlah, pilihan yang tepat, orang yang benar-benar dapat dicintai, sebab jika salah memilih maka hasilnya hanyalah penyesalan, orang yang tidak memberikan cokelat atau setangkai bunga serta kata-kata romantis bukanlah karena dia tidak peduli, melainkan baginya tanggung jawab dan menasehati tentang kebaikan serta memotivasi untuk menjadi orang yang maju itu jauh lebih penting dibandingkan sebatang cokelat apalagi setangkai bunga, jadi mengukur rasa cinta hanya dengan cokelat, bunga, puisi romantis itu sangatlah biasa, rendah dan lemah. Wallahu A’lam.(***)
Penulis adalah Guru Swasta dari Pomalaa-Kolaka, Sulawesi Tenggara
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post