“Sementara itu, dari sisi ekonomi, keberadaan mangrove yang sehat berpotensi dikembangkan menjadi ekowisata dan sumber pendapatan melalui produk-produk olahan hasil hutan non-kayu seperti sirup mangrove dan hasil tangkap laut yang lebih melimpah,” ujar Agus.
Program Mangrove Sustainability Initiative juga secara langsung berkontribusi terhadap pencapaian sejumlah tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim, SDG 14 tentang Ekosistem Laut, dan SDG 15 mengenai Kehidupan di Darat.
Selain itu, inisiatif ini turut mendukung SDG 1 (tanpa kemiskinan) dengan memberikan pendapatan tambahan kepada masyarakat, SDG 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) melalui pemberdayaan berbasis lingkungan, serta SDG 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan) melalui kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah desa, dan komunitas lokal.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan komoditas mineral, Daaz Group memahami bahwa aktivitas industri harus dijalankan dengan prinsip tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.
Program ini merupakan bagian dari visi perusahaan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan konservasi alam, sekaligus memperkuat kontribusi positif sektor pertambangan terhadap pembangunan berkelanjutan.
Melalui program Mangrove Sustainability Initiative, Daaz Group menunjukkan bahwa praktik tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat berjalan seiring dengan tujuan pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.
“Inisiatif Daaz Group di Desa Wawolesea menjadi langkah awal dari serangkaian upaya jangka panjang yang akan terus dikembangkan di berbagai wilayah lainnya di Indonesia,” Agus memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post