<strong>PENASULTRA.ID, MALANG</strong> - Setelah merilis single “I’m Fine” pada tahun lalu, unit sophisti-pop asal kota Malang ini kembali dengan sebuah debut EP yang bertajuk Countless Hours. Memasuki tahun ke-4 nya, Eas.y tetap konsisten dengan format kuartet yang diisi oleh Bastya Indrawan (Bastya) pada Vocal & Keyboard, Yogie Satya Ferdinand (Yogie) pada Drum, Erland Oktafaisal (Erland) pada Guitar, dan Karima Sasiseptiana (Rima) pada Vocal. EP ini berisikan 4 lagu, mulai dari single terakhir mereka “I’m Fine”, lalu dilanjut dengan “May 6th”, “You Give Me Just One Night”, dan diakhiri dengan “Because I’ve Been Killed Hundreds Of Time By The People I Love”. Empat lagu penuh emosi dari EP Countless Hours tidak hanya sekedar lagu-lagu biasa; empat single ini adalah kisah singkat penuh kesedihan dan luka yang berakar dari pengalaman pribadi masing-masing personil. Dalam EP ini, setiap nada dan lirik adalah manifestasi dari patah hati dan trauma yang dirasakan oleh tiap individu Eas.y. Dari judul dari tiap track pada EP ini bisa tersirat cerita yang diangkat dari EP ini, yaitu seputar kesedihan atau patah hati dari tiap personil Eas.y. “Sebenarnya isu yang ingin kita angkat dari EP ini berasal dari hubungan traumatik dari tiap personil ke orang tuanya,” ujar Bastya dalam keterangannya, Rabu 28 Februari 2024. “Kami percaya bahwa setiap luka itu tidak pernah sembuh, luka itu selamanya melekat pada diri kita, luka itu hanya terlupakan, tertutup kenangan, kesedihan dan luka-luka lainnya,” tambah Bastya lagi. Untuk penulisan lirik, Eas.y memutuskan untuk tiap track di EP ini menggunakan diksi dan pemilihan lirik yang umum, dengan tujuan tiap single di EP Countless Hours bisa dinikmati siapapun, terutama pendengar mereka yang mungkin sedang patah hati dan kesedihan dalam tiap hubungan mereka. “Like it's okay to end my love, like it's okay to take my life…” Sebuah penggalan lirik dari “May 6th” yang cukup menggambarkan dari keseluruhan EP Countless Hours. "Memang dari keempat lagu di EP ini berangkat dari pengalaman tiap personil kita, mulai dari patah hati mereka hingga traumatis yang dialami oleh tiap personil," ungkap Bastya. Salah satu pencahayaan utama dalam EP ini adalah single "May 6th" yang menjadi kunci keindahan dan kesedihan itu sendiri. Single ini menjadi cermin dari perpisahan yang memilukan dengan seseorang. Tanggal yang menjadi judul lagu, 6 Mei, bukan hanya sekedar angka, melainkan sebuah momen di mana sang penulis lagu memilih untuk menghadapi dan melukai dirinya sendiri sebagai respons terhadap kesedihan yang tak terhindarkan. Dengan sentuhan emosional yang mendalam, single ini menjadi pusat perhatian tersendiri dan menggambarkan perjalanan hati yang hancur yang mungkin dialami oleh setiap orang. Dalam EP Countless Hours, Eas.y menyampaikan pesan bahwa akhir setiap kisah tidak selalu berakhir bahagia. Dalam EP ini mereka mengeksplorasi perpisahan dan kesedihan sebagai bagian tak terhindarkan dari hidup. EP Countless Hours juga mengajak pendengar berdamai dengan realitas akan sebuah akhir yang tak bahagia dalam berbagai fase hidup mereka. “Ada kalanya dalam kesedihan kita menjadi belajar. Hal ini juga menjadi salah satu dasar dari pengambilan tajuk Countless Hours, yaitu menghitung berapa lama sebuah luka itu bersama kita,” pungkas Bastya. Dalam proses kreatif pada EP Countless Hours, mereka banyak terinfluence oleh musisi-musisi favorit mereka, sebut saja Honne, Lany, Lauv, 1975, bahkan band Nu Metal seperti Linkin Park. Selain itu mereka juga terinspirasi band legendaris Indonesia seperti Dewa & Noah. Eas.y juga menyisipkan unsur Alternative Rock dengan riff gitar yang cukup catchy dan sedikit menonjolkan repetisi dengan porsi secukupnya. Selain itu, Eas.y menambahkan unsur elektronik dan synthesizer untuk menjadikan nuansa di tiap lagu terasa hangat dan manis. Dalam proses pengerjaan Countless Hours, Eas.y kembali mendaulatkan urusan mixing dan mastering kepada Haum Studio (@haum.studio) yang kali ini ditangani oleh M. Fitryan Al Fajri aka Ryan Abo (@ryan_abo) yang merupakan vokalis dari Shellin (@shellinofficial). <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/qE8wSFE0QzA?si=uaU9TtxqYkt2ZmSq
Discussion about this post