Bagian penting dari sambutan Bupati adalah pengumuman strategis terkait hadirnya Sekolah Unggul Garuda tingkat nasional yang tahun ini untuk pertama kalinya dibuka di Kecamatan Konda.
Sekolah setingkat SMA ini disiapkan langsung oleh pemerintah pusat untuk mencetak generasi unggul yang siap masuk ke lembaga pertahanan negara atau jalur pendidikan tinggi elite lainnya.
“Saya khawatir jika anak-anak Konsel tidak mampu masuk sekolah unggul tersebut. Padahal, hanya ada empat sekolah Garuda se-Indonesia. Pesertanya anak-anak terbaik dari Sabang sampai Merauke,” ujar Irham.
Dari jutaan siswa yang bersaing secara nasional, ia menargetkan minimal 10% siswa yang diterima adalah putra-putri Konawe Selatan. Hal ini, menurut Irham, harus menjadi program bersama PGRI, DPRD, dan pemerintah daerah untuk menyiapkan siswa sejak dini agar mampu bersaing masuk sekolah Garuda atau lembaga pendidikan unggul lainnya.
Porseni PGRI 2025 pun memiliki makna ganda. Bukan hanya meriah, tetapi menjadi simbol transformasi pendidikan yang sedang diupayakan pemerintah daerah.
Defile panjang kontingen PGRI dari 25 kecamatan pada pembukaan Porseni tahun ini bukan sekadar peragaan barisan. Di balik warna-warni kostum, yel-yel lantang, dan wajah penuh kebanggaan, terdapat narasi besar tentang soliditas guru, optimisme pendidikan, dan mimpi besar Konawe Selatan menjadi pusat lahirnya generasi emas Indonesia Timur.
Melalui Porseni, para guru tidak hanya merayakan profesinya, tetapi juga menegaskan komitmen mereka sebagai garda terdepan perubahan.
Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan bantuan sosial kepada sejumlah siswa dan siswi SD dari BAZNAS dan dilanjutkan lagi dengan penyerahan bantuan pembinaan kepada sejumlah pemerhati seni dan budaya musik bambu khas suku Tolaki.
Penulis: Pyan
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
https://youtu.be/LVpLCtMwifA?si=Pp9WcU3fwmkwkiyW


Discussion about this post