Oleh karena itu dirinya siap mengawal kepengurusan baru agar tidak terpeleset lagi ke hal-hal yang memperburuk citra organisasi dan wartawan di negeri ini.
“Walaupun dalam usia yang sudah sepuh ini, saya tetap ingin membantu mengawal kepengurusan PWI mendatang agar tidak terjerumus dalam perilaku yang bertentangan dengan idealisme wartawan. Wartawan itu harus tahan menderita dan pantang baginya menjual idealisme demi sejumput materi dan kekuasaan,” ujar wartawan berusia 73 tahun itu.
Izharry yang pernah belajar Journalistic & Public Relation di University of the Philippines Los Baños ini tercatat pernah menjabat sebagai Dewan Kehormatan PWI pada kepengurusan pusat beberapa tahun yang lalu.
Pria kelahiran Medan itu juga dikenal sebagai penulis buku. Salah satu dari puluhan karyanya yang sudah publikasikan adalah buku berjudul ‘Bukan Testimoni Susno Duadji’ yang diterbitkan oleh Gramedia Press.
Menilik pemberitaan positif atas pelaksanaan KLB dan terpilihnya Zulmansyah Sekedang sebagai Ketum PWI yang baru, oleh media-media nasional seperti RRI, Inilah.Com, Tempo, CNN Indonesia, dan lain-lain, dapat dipahami bahwa kalangan pekerja media nasional memberikan perhatian dan dukungan penuh terhadap pembenahan organisasi PWI.
Bahkan, dari informasi yang diterima redaksi, KLB lalu bisa terlaksana dengan baik, lancar, dan sukses berkat dukungan beberapa perusahaan media nasional, antara lain Jawa Pos Group milik Dahlan Iskan.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post