Pembiayaan awalnya melalui pola iuran anggota komunitas sebesar Rp10 ribu per bulan. Sampai pada akhirnya setelah komunitas Wisata Aik Rusa’Berehun bisa mandiri dan menunjukkan konsistensinya, Pemerintah Desa Terong mulai mengucurkan APBDes Terong periode 2016 hingga 2018 untuk membangun sarana dan prasarana pariwisata.
Kini Aik Rusa’Berehun sepenuhnya telah bertransformasi menjadi destinasi khususnya wisata edukasi lengkap dengan sarana dan prasarana yang mumpuni. Mulai dari pondok tempat pertemuan, kantin, musholla, toilet, dapur tradisional, homestay, warung UMKM, serta tempat pertunjukan seni tari dan musik Gambus.
Di lokasi ini wisatawan juga dapat melakukan aktivitas menanam bibit sayur di lokasi agrowisata setempat.
“Ini sangat luar biasa, semua bergandengan tangan mengubah dari tambang timah yang dikonversi menjadi desa wisata. Ini sebuah prestasi dari sebuah masalah karena dari bekas tambang menjadi berkah dan menghasilkan rupiah,” ujar Sandiaga.
Selain Aik Rusa’Berehun, Desa Wisata Kreatif Terong juga memiliki kawasan hutan mangrove dan pantai yang menghampar luas. Lokasi ini biasa dijadikan berbagai aktivitas wisata edukasi menanam mangrove, ngeremis (mengumpulkan kerang remis), mancing, telusur mangrove, spot foto sunset, serta wisata “nyulo” yang merupakan cara tradisional mencari ikan, udang, dan kepiting di malam hari.
Desa Wisata Kreatif Terong juga memiliki potensi di sektor ekonomi kreatif. Mulai dari seni tari serta ragam budaya seperti Makan Bedugalang. Desa wisata ini juga memiliki ragam suvenir baik kuliner maupun kriya serta fesyen.
Dengan potensi yang berkelas dunia itu Sandiaga mendorong agar Pokdarwis bersama pemerintah kabupaten serta pemerintah provinsi dapat mendorong hadirnya event-event berkelas dunia. Mulai dari olahraga, musik, budaya, sejarah, dan lainnya sehingga bisa menarik wisatawan internasional.
Discussion about this post