<strong>Oleh: Ichsan Lemba</strong> Kalau melakukan ibadah umrah maupun ibadah haji, tak luput para jemaah selalu dibawa ziarah di Jabal Uhud atau Gunung Uhud. Disitu para jemaah ramai, sambil mendaki Gunung Uhud diatas batu-batu cadas, juga para jemaah melakukan foto-foto buat kenang-kenangan dibawa pulang. Memang mendaki Gunung Uhud sangat bersahabat. Diatas bukit para jemaah dapat memandang sebagian kawasan Madina Almunawarah dan Masjid Nabawi yang sangat indah dari kejauhan. Gunung Uhud ini berada disebelah utara Madina dan termasuk kawasan tanah haram. Letaknya sekitar 2,5 km dari Masjid Nabawi. Dari jauh Jabal Uhud ini menampakan warna kemerahan memanjang sejauh 6 km. Tapi jangan terlena disela-sela keasyikan menikmati keindahan pemandangan di Gunung Uhud. Meski itu kawasan tanah suci atau tanah haram, ternyata masih ada saja terdapat orang yang berpikir tidak suci. Sebab di tengah-tengah keasyikan menikmati pemandangan diatas gunung terdapat oknum yang mengintai para jemaah untuk memeras dengan berkedok sebagai tukang foto profesional. Oknum itu berbekal kamera polaroit yang hasilnya langsung jadi foto. Dia terlihat sibuk kiri kanan seakan-akan tengah menjepret sambil mengintip jemaah yang akan diperas. Begitu melihat jemaah yang tidak banyak berombongan, tanpa basa-basi oknum itu langsung datang menarik seorang jemaah sembari mengatur gaya dan meminta handphone dengan berkata bakal difoto menggunakan handphone jemaah itu sendiri. Sejurus kemudian, sang fotografer itu mengabadikan lima bidikan dengan hasil foto gaya berbeda yang eksotis berlatarbelakang Gunung Uhud. Belakangan jemaah tersebut kaget karena bukan saja difoto melalui handphone-nya sendiri, akan tetapi foto juga diambil melalui kamera polaroit milik oknum tersebut. Hasil fotonya lantas diberikan sebanyak lima lembar dan jemaah tersebut dipaksa membayar Rp500 ribu. Korban sempat menolak tidak mau bayar, tapi tukang foto tersebut terus memaksa. Akhirnya korban pun mengalah. “Saya sempat tolak bertahan tidak mau bayar, tapi orang itu semakin keras menagih, maka dari pada ribut saya mengalah saja dan saya langsung bayar," aku korban ketika berbincang hangat dengan saya. Pengalaman di Gunung Uhud ini adalah ketika saya melakukan ibadah umrah pada pertengahan bulan November 2022 lalu, dengan menggunakan fasilitas travel perjalanan RPM Pusat Kendari selama 12 hari perjalanan. Seluruh jemaah yang fasilitas travel perjalanan RPM Pusat Kendari berjumlah 31 orang dan dipimpin ketua rombongan H. Tasman Donggo. Saya merasa terpanggil untuk menginformasikan pengalaman umrah ini meski kejadiannya sudah agak lama, namun dipandang masih tetap aktual sebagai pelajaran para calon jemaah umrah maupun calon jemaah haji yang akan datang. <strong>Gunung Uhud Sukar Dilupakan</strong> Gunung Uhud memang sukar dilupakan bagi umat Islam. Pasalnya mengandung peristiwa heroik dalam sejarah perjuangan Islam. Dalam riwayatnya, di Jabal Uhud ini pernah terjadi salah satu perang besar bagi Nabi Muhammad saat melawan kaum Quraisy. Dalam perang tersebut salah seorang sahabat Rasulullah yakni Hamzah gugur bersama puluhan suhada lainnya. Jabal Uhud merupakan kawasan pertahanan Nabi Muhammad melawan kaum Quraisy. Dalam kisahnya, pasukan kaum Quraisy kala itu berjumlah lebih 10 kali lipat dari pasukan Muslim. Namun berkat pertolongan Allah, pasukan Muslim berhasil mengalahkan kaum Quraisy. Dalam peristiwa itu Rasulullah sendiri sempat terluka dengan bibir pecah dan gigi beliau patah. Disebelah selatan Jabal Uhud terdapat makam Hamzah dan para syuhada yang gugur dalam perang Uhud tersebut. Saat ini, di kaki Jabal Uhud telah ramai para pedagang yang kebanyakan berasal dari Afrika menjajakan jualannya seperti tasbih, kurma, kerudung, sajadah dan lain sebagainya. Dalam riwayat Bukhari dari Anas bin Malik menceritakan bahwa Nabi Muhammad, Abu Bakar, Umar, Utsman naik ke atas Uhud, tiba-tiba Uhud bergerak dan Nabi bersabda, ”Diamlah Uhud karena diatas engkau ada seorang Rasulullah, Siddiq, dan dua Syahid".<strong>(***)</strong> <strong>Penulis adalah wartawan senior dan mantan Pemimpin Redaksi media cetak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=YaFk9Eh96G8
Discussion about this post