Setiap orang yang beragama, semestinya, kata Cak Ali, harus menjunjung tinggi kemanusiaan, menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
“Saya tertarik dengan tema, ‘menegakkan keadilan’ yang tertulis, Kitab Amos, 5:15. Memang orang yang menegakkan keadilan, adalah orang yang dekat dengan Tuhan. Karena itu seseorang yang mendapatkan kepercayaan pengambil kebijakan maka prinsipnya, semestinya keadilan. Dan, keadilan harus ditegakkan, meskipun risikonya besok kiamat,” paparnya.
Cak Ali lantas memuji lembaga-lembaga cendekiawan lintas agama. Pasalnya keberadaan cendekiawan-cendekiawan telah mempraktikkan apa yang diperintahkan agama yaitu diciptakannya manusia untuk saling mengenal dan saling menolong.
“Itu sebabnya PIKI dan lembaga cendekiawan yang ada bukan hanya mempraktikkan tetapi juga terus berusaha adanya kesatuan untuk Indonesia tetap damai. Indonesia tanpa persatuan maka sulit akan ada damai. Persatuan adalah keharusan dalam berbangsa. Persatuan adalah kedaulatan kita sebagai bangsa. Dan kedaulatan, stabilitas perdamaian kuncinya satu, mana kalah kita menjunjung tinggi kemanusiaan. Dan kemanusiaan tidak mempertanyakan, tidak membedakan siapa kita, apa agama kita, melainkan satu kata yaitu kita adalah Indonesia,” bebernya.
Cak Ali lalu mempertegas bahwa hidup adalah untuk berbuat, hidup adalah berbagi dan hidup bukan untuk diri sendiri.
“Kita tidak ada perbedaan, kita adalah sama manusia yang harus saling mengenal, saling mencintai dan saling menolong,” tegas Ketua Fraksi PKB DPR RI periode 1999-2004 itu.
Diketahui, Rakernas II ini dihadiri oleh pengurus-pengurus daerah PIKI se Indonesia, tepatnya 34 pengurus dari 38 provinsi yang ada. Setiap provinsi diwakilkan oleh ketua, sekretaris dan bendahara.
Discussion about this post