Seperti diketahui sebelumnya, ULMWP dan simpatisannya selalu menggelar aksi demo yang menuntut agar ULMWP menjadi anggota penuh di MSG.
Berikut sejumlah tokoh adat dan pemuda di Papua yang ikut menanggapi hasil KTT MSG tersebut:
1. Alfons Kambo (Ketua Lembaga Masyarakat Adat Kabupaten Maybrat)
2. Ali Kabiiai (Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Papua)
3. Fatra Muhammad Solbis (Ketua Lembaga Masyarakat Adat Kota Sorong)
4. Firman Sayuri (Ketua Dewan Adat Representasi Mee Pago Papua Tengah)
5. Herman Albert Tuaibegi Yoku (Kepala Suku Besar Ruikaya)
6. Nikolaus Dapi (Penasehat Lembaga Musyawarah Adat Asmat)
7. Paul Elofsak (Kepala Suku Wamena)
8. Timotius Amin (Kepala Suku Kamoro)
9. Timotius N Gedy Mahuze (Ketua Forum Solidaritas Masyarakat Papua Untuk NKRI, Tokoh Masyarakat Adat Animha)
10. Udan Talenggeng (Tokoh Pepera Puncak Jaya)
11. Yanto Eluay (Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera)
Pada tokoh adat berpendapat, ULMWP hanya kelompok pemberontak yang menginginkan Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sementara Papua telah sah menjadi bagian dari NKRI sejak lama dan diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Ketua Melanesian Youth Forum, Steve R. Mara juga ikut menanggapi hasil KTT MSG ini dalam catatannya. Steve menjelaskan, fakta yang paling terang adalah aplikasi ULMWP untuk menjadi anggota penuh MSG telah ditolak oleh KTT MSG karena tidak memenuhi kriteria sebagai anggota MSG.
Discussion about this post