Kapus Lohia, Muli Astuti selaku membantah tudingan itu. Menurutnya, tidak ada pergantian melainkan penambahan.
Alasan penambahan itu sendiri dilakukan olehnya, tidak lain dalam rangka percepatan vaksinasi. Pasalnya, jumlah Vaksinasi di Puskesmas Lohia sangat rendah capaiannya.
Namun ia tak menampik, jika tim vaksinator yang ditambahkannya belum mengantongi SK dari Dinkes Muna.
“Belum di SK kan oleh Dinkes, kami hanya meminta mereka untuk membantu untuk mempercepat proses vaksinasi dan saya sudah sampaikan juga pak Kadis. Kata saya mengganti itu tidak benar, faktanya hari ini mereka yang lama melakukan penyuntikan vaksin di SMP 4 Lohia tadi. Yang lama jalan, yang baru juga jalan,” ujar Astuti.
Saat ditanya berapa jumlah tim vaksinator tambahan dalam rangka percepatan vaksinasi di Puskesmas Lohia. Astuti mengaku belum mengetahui.
Begitu pula terkait insentif tim vaksinator yang ditunjuknya dan belum mengantongi SK Dinkes, Astuti menyebut menjadi urusan dirinya selaku Kapus Lohia.
“Urusan saya mi bagaimana caranya mereka ini bekerja mempercepat vaksinasi. Mereka juga tidak menyebutkan insentif, tidak ada itu, nanti kita carikan bagaimana solusinya. Klarifikasi di dinas soal itu,” timpalnya.
“Kalau soal belum mengikuti pelatihan, yang lama juga ada belum ikut pelatihan. Tim mengadakan penyuntikan vaksin itu perawat bukan anak pengabdi. Intinya mereka pegawai. Yang jelas saya tambahkan pegawai bukan pengabdi (tenaga honorer),” tandas Astuti.
Sejak mutasi yang digelar di Aula Galampano Kantolalo pada Senin 14 Maret 2022, diketahui hingga saat ini Astuti belum mengantongi SK sebagai Kapus Lohia.
Penulis: Sudirman Behima
Editor: Basisa
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post