Bukan hanya menaikan harga sepihak, kata pria itu, SPBUN di Desa Pajala dan Pulau Bangko ini disinyalir menjual BBM bersubsidi tersebut ke pembeli dari luar dua desa itu.
Jika BBM bersubsidi dari Pertamina masuk di SPBUN milik LD, nampak para pembeli dari luar desa yang mengantri dengan membawa mobil pickup bermuatan puluhan jeriken.
Senada, salah seorang nelayan lainnya di Desa Pajala dan Pulo Bangko justru hanya diporsikan satu jeriken berisi 20 liter solar sekali pengisian. Pengisiannya sendiri hanya tiga hari sekali.
Menurutnya, jatah tersebut tidaklah mencukupi kebutuhan melaut. Sebab sekali melaut, satu nelayan bisa menghabiskan kurang lebih 15 liter solar untuk bahan bakar mesin katinting, maka selama tiga hari melaut, seorang nelayan membutuhkan minimal 45 liter solar.
“Sudah pasti tidak cukup, kita minta lebih, katanya sudah habis, padahal 8 ton solar subsidi sekali pengisian di SPBUN itu. Itu banyak, dikasi masing-masing jatah 4 ton, sementara nelayan di Desa Pajala bisa dihitung, ya kisaran 30 orang, ditambah dengan puluhan lagi di Pulo Bangko, ya masih banyak lah sisanya,” ujarnya.
Discussion about this post