“Walaupun honor yang saya terima tidak sebanding saya tetap aktif mengajar. Satu tahun saya mengajar baru dapat honor tiga bulan,” kata Sartika.
Pengabdiannya sebagai guru pengajar kelas II di SDN 2 Kabangka selama ini menjadi sia-sia. Harapannya pupus hanya karena perbedaan arah dukungan sang suami di momentum pesta demokrasi lima tahunan di Bumi Sowite.
Kendati sang suami berpihak kepada salah satu paslon, akan tetapi alumni Universitas Terbuka (UT) itu mengungkapkan, tidak pernah sekalipun dirinya terlibat dalam politik praktis.
Informasi yang berhasil dihimpun, sebelumnya Sartika pernah diancam Dapodik nya bakal dinonaktifkan oleh Kepala SDN 2 Kabangka hanya karna dukungan suaminya itu.
Discussion about this post