“Transformasi digital di masa pandemi maupun setelah pandemi akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya offline dengan kontak fisik menjadi online. Tranformasi digital merupakan proses adopsi teknologi digital untuk mengubah proses ada sehingga menciptakan cara baru lebih efisien dan produktif,” ungkap Hayun.
Hayun menuturkan percepatan itu dilaksanakan dalam audiensi yang digelar pada Rabu 25 Mei 2022. Dimana, ada tujuh UMKM di Kampung Setu Babakan yang terlibat dalam akselerasi ini.
Ketujuhnya adalah:
1. Sanggar Seban 98 (Pelaku Usaha Seni Pertunjukan).
2. MSC (Pelaku Usaha Fesyen).
3. Kembang Goyang Mpok Uyun (Pelaku Usaha Kuliner).
4. Betawi Onlen (Pelaku Usaha Kriya).
5. Budidaya Kangkung Lele.
6. Bir Pletok Bang Isra (Pelaku Usaha Kuliner). dan
7. Kelompok Usaha Tani Sirih Kuning (Pelaku Usaha Tani Khas Betawi).
Sementara itu, Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenpareraf/Baparekraf, Selliane Halia Ishak, menejelaskan kegiatan itu bertujuan untuk membentuk ekosistem digital. Menurut Selliane, hal yang mampu menghidupkan pariwisata adalah industri ekonomi kreatif terdiri dari 17 subsektor serta paling banyak ada di sektor KKF (Kuliner, Kriya, dan Fashion) dapat diukur di seluruh Indonesia.
“Pada UMKM Kuliner, Kriya, dan Fashion yang ada dapat difasilitasi atau didampingi dalam transformasi digital. Misalkan dengan pendampingan tentang bagaimana menampilkan produk akan dijual agar terlihat menarik pada e-commerce atau market place,” kata Selliane.
Discussion about this post