<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI -</strong> PT Tiran Indonesia melalui Humas Tiran Group H. La Pili angkat bicara atas tudingan telah melakukan diskriminasi terhadap pekerja lokal. Meski tudingan itu viral di media sosial, pihak managemen PT Tiran Group tidak akan tinggal diam. Menurut La Pili, tudingan yang dilontarkan oleh oknum mantan karyawan PT Tiran Indonesia tersebut tidaklah benar dan itu fitnah. "Dalam penegakan aturan tenaga kerja, kami tidak melihat dari sisi lokal maupun non lokal, tetapi berlaku secara merata untuk semua kalangan karyawan. Dan itu sudah sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah dibuat serta Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku saat ini," kata La Pili saat memberikan klarifikasi di kantor Tiran Kendari Kompleks Citra Land, Selasa 30 Agustus 2022. Perlu diketahui, tambah La Pili, PT Tiran Indonesia di Konawe Utara (Konut) saat ini telah mempekerjakan 2000 orang tenaga kerja lokal tanpa ada satu pun orang asing. Dan mereka semua baik-baik saja. Terkait dengan tudingan oknum seorang mantan karyawan PT Tiran Indonesia inisial A, La Pili menjelaskan yang bersangkutan baru saja bekerja satu bulan lebih dan gaji bulannya sudah dibayarkan full. Bahkan sampai dengan hari ini mantan karyawan itu selaku Time Keeper belum menerima surat peringatan (SP). "Menurut kami yang bersangkutan awalnya mau dikasih peringatan dulu untuk perbaikan kinerjanya. Tetapi lagi-lagi meninggalkan lokasi kerja serta tanggung jawab kerja tanpa ada konfirmasi ke pihak perusahaan. Sehingga karyawan tersebut masuk kategori mengundurkan diri sepihak. Jadi tidak pernah ada pemecatan dari perusahaan," tegas La Pili. Faktanya, sambung La Pili, yang bersangkutan kerap menghasut perusahaan baik melalui karyawan dalam perusahaan maupun teman-temannya diluar dan bahkan mendesaign gerakan aksi. Sehingga atas tindakan menghasutnya itu, pihaknya telah memiliki bukti-bukti dan akan segera laporkan ke kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Tindakan penghasutannya ini serta data dan bukti maka kami akan segera melaporkan yang bersangkutan untuk dipertanggungjawabkan perbuatannya," terang La Pili. Sementara itu, salah seorang karyawan PT Tiran Group wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) Arfin mengaku selama dirinya bekerja di Tiran Group sangat nyaman dan tidak ada diskriminasi. Karena Owner dari perusahaan ini adalah orang lokal. "Yang kerja di Tiran Group baik di Pertambangan maupun Unilever semua orang lokal tidak ada orang luar. Jadi 100 persen orang lokal. Dan kami nyaman-nyaman saja," tutur dia. Terkait adanya karyawan yang keluar dari Tiran Group, ia menyebut selama ini karyawan tidak ada yang keluar kecuali karyawan itu sendiri minta keluar. Pantauan awak Penasultra.id, nampak di lokasi kantor Tiran Kendari di Kompleks Citra Land, ratusan karyawan Tiran yang bertugas di Kendari tersinggung dengan cara-cara dilakukan oleh eks karyawan inisial A tersebut maupun kelompok aksi hanya menerima keterangan sepihak saja. Mereka meminta pihak manajemen untuk segera melaporkannnya ke aparat penegak hukum. Karena telah mencemarkan nama baik perusahaan tempat mencari nafkah. Selain itu juga mencedarai mereka yang notabene sebegai pekerja lokal dan sampai saat ini mereka merasa sangat nyaman bekerja di PT Tiran. <strong>Penulis: Basisa</strong>
Discussion about this post