“Kami akan melihat secara seksama potensi pertanian ini untuk dikembangkan dan dimasukkan dalam APBD Provinsi Sulawesi Tenggara,” kata AJP.
Dengan adanya pupuk organik cair ini, menurut AJP, dapat menjadi solusi bagi petani yang saat ini membutuhkan pupuk murah.
Diketahui, satu hektar lahan padi sawah menghabiskan biaya pembelian pupuk cair organik regen sebesar Rp1,5 juta. Nilai ini lebih murah dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia.
Saat panen perdana ini, selain dihadiri langsung oleh Surunuddin, Tafdil dan AJP juga nampak tak ketinggalan Pelaksana tugas (Plt) Sekda Konsel, Siti Chadijah serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.
Aplikasi percontohan dari pupuk regen ini telah berjalan di empat kabupaten di Sultra. Keempat kabupaten itu yakni, Konawe, Konsel, Bombana dan Koltim.
Pimpinan perusahaan pengembang pupuk regen wilayah Sultra, Guntur menyebut, dengan penggunaan aplikasi pupuk ini para petani dapat meningkatkan hasil produksinya hingga dua kali lipat.
Jika sebelumnya petani hanya bisa panen tiga ton per hektar menggunakan pupuk kimia, maka hari ini dengan pupuk organik regen petani bisa menghasilkan gabah hingga enam ton.
“Kesejahteraan petani padi sawah dengan aplikasi organik adalah impian kita semua untuk mengembalikan status negara menjadi negara agraris yang memiliki hasil pangan melimpah,” ujar Guntur saat ditemui di lokasi panen perdana.
Penulis: Supyan
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post